Proyek PLTA Terbesar di Asia Tenggara Segera Terealisasi

Proyek PLTA Terbesar di Asia Tenggara Segera Terealisasi

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Rabu, 21 Agu 2024 12:40 WIB
NORTH KALIMANTAN, INDONESIA - AUGUST 30: An aerial view of the construction of the biggest hydropower plant in South East Asia along the Kayan river at Long Peso, Bulungan in North Kalimantan, Indonesia on August 30, 2022. Environmental friendly powerplant will operate in 2025 to support the Kaltara Integrated Green Economic Zone with a capacity of 1st phase 900 Megawatt, 2nd phase 1.200 MW, 3rd phase 1.800 MW, 4th phase 1.800 MW, 5th phase 3.300 MW. (Photo by Anton Raharjo/Anadolu Agency via Getty Images)
Foto: Anadolu Agency via Getty Images/Anadolu Agency
Jakarta -

PT Kayan Hydro Energy (PT KHE) bakal merealisasikan pembangunan bendungan PLTA Kayan Cascade di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Proyek ini dinilai penting dalam mendukung transisi energi Indonesia dari fosil ke energi hijau.

Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan sendiri digadang-gadang menjadi pembangkit listrik tenaga air terbesar di Asia Tenggara.

"Proyek ini sangat penting untuk Indonesia, terutama dalam kaitannya dengan transisi energi dari fosil ke energi hijau. Kami dari Kayan Hydro Energy berkomitmen untuk merealisasikan proyek ini secepatnya sesuai dengan program yang telah dicanangkan pemerintah Indonesia," kata Eko Permanahadi, perwakilan holding perusahaan yang menaungi PT KHE, dikutip Selasa (20/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eko menegaskan bahwa tujuan dari forum ini untuk membangun kemitraan setara dengan pihak Jepang. "Kami berada dalam posisi yang sama dengan mereka. Bukan hanya sekadar mencari investor, tapi kami juga berinvestasi dan berkomitmen dalam proyek ini," jelasnya.

Sementara itu, Deputi Menteri Koordinator Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Edi Prio Pambudi menekankan bahwa perizinan bukanlah masalah utama dalam proyek ini, melainkan pengelolaan Sungai Kayan yang menjadi sumber energi PLTA tersebut.

ADVERTISEMENT

"Pengelolaan Sungai Kayan sangat penting karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Kami tidak ingin sungai ini dikendalikan oleh pihak luar," tegasnya.

Sedangkan, Komite Eksekutif PT KHE Steven Kho menjelaskan bahwa perizinan untuk proyek PLTA Kayan Cascade cukup kompleks dan berlapis karena belum ada preseden proyek sebesar ini di Indonesia maupun Asia Tenggara.

"Proses perizinan sangat panjang, dengan lebih dari 60 izin yang diperlukan, dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diselesaikan," ujarnya.

Steven menambahkan bahwa kendala terbesar adalah memastikan proyek ini tetap berada di bawah kendali Indonesia. "Meskipun sulit, pemerintah dan PT KHE terus berkomitmen untuk memastikan bahwa Indonesia tetap menjadi pengendali utama dalam proyek ini," lanjutnya.

Edi Prio Pambudi kembali menegaskan pentingnya menjaga kepemilikan Sungai Kayan. "Kita tidak ingin mengulang trauma masa lalu di mana kontrol atas sumber daya penting jatuh ke tangan pihak luar. Pemerintah akan terus mendukung dan mendampingi KHE dalam proyek ini untuk memastikan posisi Indonesia tetap kuat dan berdaulat," tutupnya.

Dengan dukungan penuh dari pemerintah, proyek PLTA Kayan Cascade diharapkan menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju kemandirian energi berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan.

(fdl/fdl)

Hide Ads