Resmikan Smelter Tembaga, Jokowi Ungkap Mimpi Jadikan RI Negara Industri

Resmikan Smelter Tembaga, Jokowi Ungkap Mimpi Jadikan RI Negara Industri

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 23 Sep 2024 11:39 WIB
Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi)/Foto: dok. tangkapan layar YouTube Setpres
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) punya mimpi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara industri. Selama ini Indonesia menurutnya hanya menjadi konsumen, dengan total 56% PDB adalah konsumsi domestik. Jokowi ingin kontribusi industri terhadap PDB bisa makin besar.

Hal ini diungkapkan Jokowi saat meresmikan pabrik smelter dan pemurnian konsentrat tembaga PT Amman Mineral di Sumbawa Barat, Nusa Tengara Barat (NTB).

"Kita ingin menyongsong diri menjadi negara industri maju dengan mengolah sumber daya alamnya sendiri, sehingga tadi kembali GDP growth kita tidak bergantung pada konsumsi tapi dibalikkan ke produksi, bertumpu pada produksi bukan konsumsi," beber Jokowi dalam peresmian yang disiarkan virtual, Senin (23/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jokowi mengaku gembira Amman Mineral membangun smelter pengolahan konsentrat tembaga. Ini merupakan langkah besar buat sektor industri di Indonesia.

Menurutnya, sebagai negara yang masuk tujuh besar pemilik sumber daya tembaga terbesar, sudah seharusnya Indonesia tidak hanya melakukan ekspor konsentrat secara mentah-mentah. Hilirisasi untuk memberikan nilai tambah juga mesti dilakukan.

ADVERTISEMENT

Orang nomor satu di Indonesia ingin Indonesia bisa masuk rantai pasok global sebagai pabrikan olahan tembaga besar dunia. Kalau perlu seluruh dunia seharusnya bisa bergantung kepada Indonesia bila butuh tembaga.

"Saya gembira pagi hari ini, kita sebagai pemilik cadangan tembaga masuk 7 besar dunia, kita ini memasuki babak baru dalam hilirisasi industri tembaga. Kita ingin produk tembaga dunia ke depan bergantung kepada negara kita, Indonesia. Apapun, entah lembaran katoda, kabel, copper foil," papar Jokowi.

"Semuanya yang bisa diproduksi di sini itu akan kita lakukan. Bukan lagi kita ekspor bahan mentah atau raw material," pungkasnya.

(hal/ara)

Hide Ads