Prabowo Mau Ubah Skema Subsidi BBM cs, Negara Bisa Hemat hingga Rp 200 T

Prabowo Mau Ubah Skema Subsidi BBM cs, Negara Bisa Hemat hingga Rp 200 T

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 26 Sep 2024 18:31 WIB
Ilustrasi BBM
Ilustrasi BBM - Foto: dok. Pertamina
Jakarta -

Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Burhanuddin Abdullah menyatakan negara bisa menghemat anggaran hingga Rp 200 triliun per tahun. Hal itu bisa terjadi jika skema subsidi energi seperti Bahan Bakar Minyak (BBM), Liquefied Petroleum Gas (LPG) dan listrik diubah.

"Hitung-hitungan kita subsidi menjadi akan berkurang somewhere around Rp 150 triliun to Rp 200 triliun dan itu akan bisa digunakan untuk hal yang sifatnya lebih produktif," kata Burhanuddin dalam acara UOB Indonesia Economic Outlook 2025, dikutip Kamis (25/9/2024).

Burhanuddin mengatakan skema pemberian subsidi energi di Indonesia saat ini belum tepat sasaran menyasar masyarakat dengan ekonomi ke bawah. Pasalnya subsidi yang diberikan berbasis komoditas, bukan pada target masyarakatnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang-orang miskin, mereka tidak mendapat keuntungan dari subsidi BBM karena mereka nggak punya sepeda motor. Mereka beli gas tetapi satu (tabung) melon itu untuk 2 minggu, jadi kecil sekali. Kalau begitu siapa yang sebenarnya menikmati subsidi itu?" ucap Burhanuddin.

Solusinya kata Burhanuddin subsidi energi seharusnya diberikan secara langsung kepada masyarakat miskin melalui uang tunai. Dengan begitu, Indonesia bisa menghemat anggaran subsidi energi hingga mencapai Rp 200 triliun.

ADVERTISEMENT

"Kita ingin dengan data yang diperbaiki, data yang disempurnakan, supaya mereka itu diberi saja transfer tunai langsung, kepada mereka. Bukan kepada komoditasnya, tetapi kepada keluarganya yang berhak untuk menerima, itu yang akan kita lakukan," tuturnya.

Dengan Indonesia bisa menghemat anggaran subsidi hingga Rp 200 triliun, anggaran itu disebut bisa dialihkan untuk program-program lain yang lebih produktif.

"Kita kurangi subsidi yang secara langsung diberikan tadi, tetapi kita alihkan ke hal yang produktif. Itu artinya kita me-leverage pertumbuhan kita melalui pengurangan subsidi tersebut," imbuhnya.

Simak Video: Bahlil Tegaskan Belum Ada Aturan Pembatasan BBM Bersubsidi

[Gambas:Video 20detik]



(aid/kil)

Hide Ads