Pemerintah Putar Otak Cegah Kebakaran Gegara Listrik Bocor

Pemerintah Putar Otak Cegah Kebakaran Gegara Listrik Bocor

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 04 Okt 2024 16:14 WIB
Menyambut lebaran Idul Fitri 1438H, Perusahaan Listrik Negara (PLN) memberi diskon hingga 50 persen untuk penyambungan tambah daya dan baru.
Ilustrasi/Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Kebakaran yang disebabkan oleh listrik menjadi perhatian pemerintah. Pemerintah mencari cara untuk mengatasi persoalan tersebut.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P Hutajulu menerangkan, penerapan Sertifikat Laik Operasi (SLO) telah diterapkan selama 15 tahun. Namun, instalasi listrik yang sudah ada lebih dulu belum pernah dicek.

"Nah khusus untuk rumah dan bangunan,baik itu pemerintah, saya pikir kalau SLO ini diterapkan kan belum lama ya mungkin 10 tahun lebih lah atau 15 tahun, tapi kan instalasi-instalasi yang sudah ada lebih dulu ini kan belum pernah dicek, ya tentu ini menjadi tanggung jawab kita bersama," katanya dalam acara Penganugerahan Penghargaan Keselamatan Ketenagalistrikan Tahun 2024 di Jakarta, Jumat (4/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan, kebakaran karena listrik itu disebabkan oleh arus listrik yang bocor. Saat ini, pihaknya tengah mencari jalan keluar mengatasi arus bocor ini.

"Oleh karena itu sekarang yang kita pikirkan bagaimana mengatasi arus bocor ini betul ya bapak-bapak," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Jisman mengatakan, dirinya telah menggelar rapat dengan jajarannya. Salah satu poin dari rapat tersebut ialah bagaimana mencari data mengenai instalasi listrik yang ada di bangunan.

Dengan data instalasi itu, dia mengatakan, pemerintah bisa mengambil tindakan atau kebijakan lebih lanjut dengan pemerintah daerah.

"Nah ini, jadi dari data inilah nanti kalau kita dapatkan misalnya sampling atau berapa persen dari seluruh bangunan apakah itu nanti di pasar atau di bangunan pemerintah kita akan mengambil kebijakan seperti apa gitu ya,dan kita akan melakukan sesuatu dan melibatkan pemerintah daerah. Ini loh pak terutama yang daerah-daerah atau perumahan yang sangat padat seperti di Jakarta ini," paparnya.

(acd/ara)

Hide Ads