PT Pertamina (Persero) melakukan injeksi CO2 di salah satu sumur lapangan Sukowati di Bojonegoro, Jawa Timur. Langkah ini dilakukan sebagai upaya perusahaan dalam mengurangi emisi karbon (CO2) di udara, sekaligus menggenjot produksi migas di Kawasan itu.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan penyuntikan CO2 dilakukan ke sumur SKW-26 (lapangan Sukowati) dengan metode enhanced oil recovery (EOR). Injeksi ini sebagai bagian dari program Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS).
"Di Bojonegoro kita melakukan kick-off untuk interwell CO2 injection di lapangan Sukowati dan ini merupakan tahapan yang kedua. Setelah sebelumnya kita berhasil melakukan half and puff, CO2 injection di lapangan yang sama," kata Nicke dalam acara 'Kick Off Field Trial Interwell Injection' di lapangan Sukowati-Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (14/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan implementasi injection ini, Pertamina secara efektif dapat menyimpan CO2 dan mengurangi polusi udara di atmosfer. Di saat yang bersamaan, cara ini juga meningkatkan laju ekstraksi minyak yang kemudian berkontribusi pada peningkatan produksi lapangan migas tersebut.
"Jadi ini ada dua hal yang bisa kita capai (dari penyuntikan CO2). Yaitu satu kita bisa menurunkan emisi karbon dan yang kedua adalah meningkatkan produksi minyak dari Sukowati ini," terangnya.
Lebih lanjut ia menerangkan, sejauh ini lapangan Sukowati dapat menghasilkan sekitar 4.000 barel minyak mentah per hari. Lalu dengan adanya penyuntikan ini, produksi migas di kawasan ini ditargetkan naik hingga 14%.
Namun Nicke belum bisa memastikan angka kenaikan jumlah produksi Lapangan Sukowati, Bojonegoro berkat implementasi CO2-EOR ini. Sebab pihaknya masih dalam tahap monitoring dan penghitungan pasca-injeksi.
"Jadi hari ini sebagian kan karena sedang ada pelaksanaan atau implementation injection ini, maka ada beberapa sumur yang di non-operasikan. Hari ini, (kalau berjalan normal) 4.000 barel per hari dari lapangan A dan juga B Sukawati," ucapnya.
"Tentu dari situ (injeksi CO2) kita harapkan adanya peningkatan produksi. Sementara ini (peningkatan) 14%, tentu kita harapkan bisa lebih besar lagi dan kita tunggu hasilnya nanti di hari ke-18. Tadi saya dapat laporan hari ke-18, diharapkan ada yang lebih akurat lagi," tambah Nicke.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) Chalid Said Salim mengatakan program CCUS ini dapat terlaksana melalui kerja sama Japan Organization for Metals and Energy Security (JOGMEC) dan Japan Petroleum Exploration Company Limited (JAPEX).
Lapangan Sukowati memiliki volume injeksi (kapasitas tampung CO2) hingga 2.500 ton. Dalam hal ini proses penyuntikan CO2 diperkirakan akan berlangsung selama 30 hari dengan kapasitas injeksi 80-100 ton per hari.
"Kegiatan ini kita akan melakukan injeksi di Sukowati 26 (sumur SKW-26) dan itu sudah dimulai sejak tanggal 8 Oktober kemarin. Insyaallah akan berlangsung selama 30 hari dengan rata-rata sekitar 80-100 ton CO2 yang diinjeksi setiap harinya," terangnya.
Chalid kemudian menyebut proses injeksi CO2 di sumur SKW-26 ini akan membantu proses produksi migas di tiga sumur lapangan Sukowati lainnya.
"Injeksi dari sumur Sukowati 26, kemudian kita ada 3 sumur producer atau monitoring itu di Soekowati (sumur) 2, 5 dan 22 sidetrack. Mudah-mudahan proses ini bisa berjalan lancar sehingga apa yang kita harapkan dari field trial ini bisa memberikan hasil sesuai dengan keinginan," pungkasnya.
(fdl/fdl)