PHE ONWJ Lakukan First Cut Fabrikasi Anjungan OOA

PHE ONWJ Lakukan First Cut Fabrikasi Anjungan OOA

Retno Ayuningrum - detikFinance
Senin, 18 Nov 2024 11:25 WIB
KLA Flowstations, fasilitas lepas pantai PHE ONWJ, yang letaknya berdekat dengan lokasi penyelamatan kapal nelayan Badak Liar yang mengalami mati mesin
Ilustrasi - Foto: Istimewa
Jakarta -

PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) telah melakukan first cut of steel atau pemotongan pertama lempeng platform lepas pantai sebagai pertanda dimulainya fabrikasi Anjungan OOA di Bintan, Kepulauan Riau pada Rabu (6/11) lalu. Anjungan ini merupakan bagian dari proyek pengembangan Lapangan OO-OX yang dikelola PHE ONWJ di lepas pantai Laut Jawa.

General Manager PHE ONWJ Muzwir Wiratama mengatakan lingkup fabrikasi ini mencakup 200 metrik ton jacket atau fondasi anjungan dan 500 metrik ton anjungan bagian atas (topside). Fabrikasi tersebut dilakukan oleh PT Meindo Elang Indah, mitra kerja PHE ONWJ.

Untuk jadwal fabrikasi berlangsung lebih awal dari target yang ditentukan. Hal ini mencerminkan komitmen kuat PHE ONWJ dalam mendukung pencapaian ketahanan energi nasional serta perekonomian lokal. Sejalan dengan itu, Muzwir menegaskan bahwa keselamatan dan kualitas tetap menjadi prioritas utama dalam proyek ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Prinsip Safer, Faster, Better menjadi landasan utama Perusahaan. Kami berkomitmen untuk menyelesaikan proyek ini sesuai jadwal dengan standar kualitas tinggi, andal dan memprioritaskan aspek keselamatan kerja," kata Muzwir dalam keterangannya, Minggu (18/11/2024).

Setelah fabrikasi selesai, Muzwir menjelaskan tahap selanjutnya adalah sail-away anjungan ke lokasi kerja dan rencananya akan dilakukan pada Juni 2025. Proses ini meliputi pengangkutan dan pengiriman Anjungan OOA menuju Laut Jawa.

ADVERTISEMENT

Sebagai informasi, pengembangan Lapangan OO-OX sendiri adalah proyek optimalisasi lapangan minyak dan gas di lepas pantai utara Jawa yang diproyeksikan akan meningkatkan produksi minyak hingga 2.996 barel per hari (BOPD) dan gas bumi sebesar 21,26 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Selain fabrikasi Anjungan OOA, proyek ini juga mencakup pengembangan fasilitas tambahan di Onshore Processing Facility (OPF) Balongan, yang bertujuan untuk mempercepat proses penyimpanan produksi.

Adapun kegiatan first cut fabrikasi ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan terkait, di antaranya SKK Migas, PT PHE selaku Subholding Upstream, Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa, Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Bintan, Perwakilan Kepala Bea Cukai Tanjung Pinang, serta pemerintah daerah setempat.

(kil/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads