Kala Bahlil Ungkap Dulu RI Ekspor Minyak, Kini Berbalik Impor 1 Juta Barel/Hari

Kala Bahlil Ungkap Dulu RI Ekspor Minyak, Kini Berbalik Impor 1 Juta Barel/Hari

Aulia Damayanti - detikFinance
Minggu, 15 Des 2024 08:15 WIB
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia/Foto: detikcom/ Shafira Cendra Arini

Intervensi teknologi diyakini Bahlil mampu mendongkrak kapasitas produksi minyak nasional. Sebagai contoh, Blok Cepu yang dikelola oleh ExxonMobil awalnya hanya menemukan 100.000 barel minyak per hari, tapi dengan adanya teknologi mampu menaikkan kapasitas produksi menjadi 163.000 minyak barel per hari.

Sejalan dengan itu, pemerintah tengah menyiapkan lebih dari 60 blok migas yang siap ditawarkan kepada investor hingga tahun 2028. Enam blok diantaranya telah siap ditawarkan di tahun 2024.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Stategi ini seperti main bola, ada periode bertahan, ada menyerang. Bertahan adalah mengoptimalkan sumur-sumur termasuk sumur idle yang ada dengan teknologi dan menyelesaikan Plan of Development (POD).Sementara menyerang adalah kita harus melakukan eksplorasi," ungkap Bahlil.

Di sisi lain, Bahlil juga optimis pemerintah mampu memasifkan penggunaan Biodiesel dan konversi kendaraan bermotor dari energi fosil ke kendaraan berbasis listrik. Hal ini sebagai langkah taktis menekan impor BBM dan menjalankan komitmen energi hijau yang berkelanjutan.

ADVERTISEMENT

"Kita sudah memasuki campuran biodiesel sebesar 40% (B40), 2026 kita sudah masuk ke B50. Arahan Bapak Presiden (Prabowo) kepada saya, segera mencapai B60 dan B70," tegas Bahlil.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, sektor transportasi telah menyumbang paling besar untuk konsumsi BBM nasional sebesar 49%, disusul sekor industri 34%, sektor ketenagalistrikan 8%, dan sektor aviasi atau penerbangan menyumbang 6 persen.

Hal lain yang disoroti Bahlil adalah hilirisasi. Ia kembali menegaskan dampak positif hilirisasi akan mampu menstimulus pertumbuhan ekonomi sebesar 8% sebagaimana yang ditargetkan Presiden Prabowo. Melalui hilirisasi di sektor tambang dan migas akan membuka banyak peluang kerja baru.

"Nanti kalau sudah hilirisasi tidak ada lagi anak-anak lulus kuliah hanya bermimpi menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), sudah mulai memikirkan bagaimana terjun di industri energi," pungkasnya.


(ada/ara)

Hide Ads