Polisi Finlandia menyelidiki potensi sabotase oleh kapal Rusia terhadap rusaknya kabel listrik bawah laut yang menghubungkan Finlandia dan Estonia. Jangkar kapal milik Eagle S, diduga merusak jaringan kabel Estlink 2 yang terputus pada Rabu kemarin.
Dikutip dari BBC, Jumat (27/12/2024), kapal yang terdaftar di Kepulauan Cook itu diperkirakan bagian dari armada bayangan Rusia, yang terdiri dari kapal-kapal pembawa minyak Rusia yang tengah diembargo.
Kasus kali ini merupakan kejadian terbaru dari serangkaian insiden dalam beberapa tahun terakhir yang menyebabkan kabel bawah air di kawasan Baltik rusak atau putus total.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fingrid, operator jaringan listrik nasional Finlandia, mengatakan Estlink 2 masih tidak berfungsi. Namun, kerusakan yang terjadi tidak membahayakan pengoperasian sistem kelistrikan di negara tersebut. Adapun perbaikan diperkirakan memakan waktu berbulan-bulan
"Dari pihak kami, kami sedang menyelidiki sabotase besar," kata Robin Lardot, direktur Biro Investigasi Nasional Finlandia (NBI).
Presiden Finlandia, Alexander Stubb mengunggah di X yang menggarisbawahi perlunya menghindari risiko yang ditimbulkan oleh kapal-kapal yang merupakan bagian dari armada bayangan. Polisi Finlandia mengatakan kasus ini sedang diselidiki sebagai kejahatan kriminal yang parah.
Kabel yang rusak memiliki kapasitas transmisi 650 megawatt dan panjang 170 km, yang mana 145 km di antaranya terendam di bawah air. Uni Eropa mengancam akan menjatuhkan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia akibat insiden tersebut dan terus mengupayakan perlindungan terhadap kabel bawah laut.
"Kami mengutuk keras setiap penghancuran infrastruktur penting Eropa yang disengaja," kata Komisi Eropa dan kepala kebijakan luar negeri UE, Kaja Kallas.
Kabel telekomunikasi antara Finlandia dan Jerman juga terputus pada bulan November, dan sambungan internet antara Lituania dan Pulau Gotland di Swedia berhenti berfungsi pada waktu yang hampir bersamaan.
Kemudian Jaksa Jerman masih menyelidiki ledakan pipa gas Nord Stream antara Rusia dan Jerman pada 2022. Pada Oktober 2023 pipa gas alam antara Finlandia dan Estonia tercatat rusak parah. Pejabat Finlandia kemudian mengatakan insiden itu disebabkan oleh kapal kontainer China yang menyeret jangkarnya.
(ily/ara)