Apa Dampaknya Jika Industri Impor LNG Sendiri?

Ilyas Fadilah - detikFinance
Kamis, 09 Jan 2025 17:53 WIB
Foto: Ilustrasi Migas (Fauzan Kamil/Infografis detikcom)
Jakarta -

Impor gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) sendiri bagi pelaku industri tak menjamin mereka untuk mendapatkan harga yang murah. Sebab ada komponen biaya tambahan dan fluktuasi harga yang diterima.

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro ketika bicara wacana pelaku industri pengguna gas bumi agar pemerintah mengizinkan impor sendiri LNG.

"Ya kalau lebih baik, lakukan saja impor. Biar merasakan bahwa ada banyak komponen biaya tambahan dan fluktuasi harga karena harga komoditas LNG merujuk ke indeks harga minyak (linked to oil price)," ujarnya dikutip dari keterangannya, Kamis (9/1/2024).

Komaidi khawatir dengan masih adanya pemahaman dari pelaku industri pengguna gas bumi yang menilai harga produk gas alam di negara lain seperti di Amerika Serikat lebih murah, sehingga bisa menguntungkan jika dibeli sendiri kemudian dibawa ke Indonesia. Ia mengatakan terdapat banyak komponen biaya untuk mendatangkan gas ke dalam negeri dalam bentuk LNG.

"Ada biaya transportasi, ada proses supaya diubah menjadi gas untuk digunakan, dan biaya lainnya. Intinya ada banyak komponen biaya additional," ujarnya.

Selain itu, pelaku industri juga harus siap menanggung kewajiban take or pay dan beban keuangan lainnya yang dikenakan oleh penjual LNG.

Setidaknya, lanjut Komaidi, terdapat empat tahapan atau proses yang seluruhnya menjadi biaya tambahan dalam upaya regasifikasi untuk memanfaatkan gas alam dari sumber yang tidak terdapat infrastruktur pipa sehingga diubah menjadi LNG. Hal ini yang menciptakan kewajaran bahwa harga LNG lebih mahal dibandingkan gas pipa.

"Tapi kalau mau dicoba impor ya monggo. Biar para pengusaha itu mengetahui apakah domestik ini harganya mahal atau tidak," ucapnya.

Harga LNG berkisar di antara US$ 16 sampai US$ 17 per MMBTU. Sedangkan harga gas pipa, di luar dari program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) yang dipatok US$ 6 per MMBTU, berkisar antara US$ 10 sampai US$ 11 per MMBTU.

Dari perbedaan harga tersebut, Komaidi memahami jika industri para pengguna gas bumi menilai harga LNG mahal. "Domestik selama ini pakai gas pipa. Tapi terus terbatas, berkurang," imbuhnya.

Lihat juga video: Tangis Karen Pecah Seusai Divonis 9 Tahun Bui di Kasus Korupsi LNG






(acd/acd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork