Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan finalisasi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN terbaru 2025-2034 akan rampung dalam satu minggu lagi. Dalam rencana tersebut, kapasitas listrik nasional akan bertambah sebesar 71 gigawatt (GW hingga 2034.
"RUPTL PLN akan terbit satu minggu lagi," kata Bahlil saat ditemui di kantornya, Jumat (17/1/2025).
Bahlil mengatakan kapasitas listrik Nasional yang akan bertambah sebesar 71 GW sebagian besar dari energi baru terbarukan (EBT), misalnya dari energi angin, panas bumi hingga gas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Macam-macam dari panas bumi, matahari, dari angin, dan dari gas," katanya.
Adapun PT PLN (Persero) mengungkapkan kebutuhan anggaran Rp 2.400 triliun untuk menambah kapasitas pembangkit tenaga listrik menjadi sebesar 71 giga watt (GW) sampai 2034 sesuai keinginan pemerintah. Kapasitas tersebut sebagian besar akan menggunakan sumber energi baru terbarukan (EBT).
"Terkait dengan biaya, kita sudah menghitung untuk 71 GW di mana 72%-nya EBT ya hampir 50 GW, sampai 2034 kami butuh Rp 2.400 triliun," kata EVP Aneka Energi Terbarukan PLN Zainal Arifin dalam acara 'Semangat Awal Tahun 2025' di Menara Global, Jakarta, Kamis (16/1/2025).
Zainal mengakui kemampuan PLN tidak akan sanggup untuk memenuhinya sendiri. Oleh karena itu, pihaknya membuka kesempatan seluas-luasnya untuk bekerja sama dengan sektor swasta melalui skema Independent Power Producer (IPP).
"Jadi on average ada Rp 24 triliun yang dibutuhkan untuk investasi dalam 10 tahun ke depan rata-rata. Memang kemampuan PLN nggak sebesar itu, kemampuan PLN rata-rata Rp 70 triliun sampai ya paling Rp 100 triliun. Maka kita buka kesempatan seluas-luasnya kepada private IPP, makanya komposisi nanti proyek-proyek EBT juga akan dominan, IPP 60-70% dominan oleh IPP," ungkapnya.
(kil/kil)