Pemerintah terus menggenjot pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan pemerintah menyiapkan peta jalan energi baru terbarukan (EBT).
Fokus peta jalan tersebut adalah proyek EBT untuk pasokan listrik.
"Jadi di EBT kan kita juga sudah menyiapkan peta jalan untuk EBT. Jadi untuk peta jalan ini kira-kira berapa proyek yang misalnya ketenagalistrikan power energy," kata Yuliot usai rapat perdana Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jum'at (31/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah juga telah menyiapkan peta jalan bahan bakar minyak (BBM) campur minyak sawit yaitu biodiesel 40 dan 50 (B40-B50).
"Kemudian di bahan bakar kan ada peta jalan yang kita siapkan juga. Ada B40, B50 dan juga implementasinya secara gradual. Ini kita akan evaluasi tergantung juga ketersediaan bahan baku di dalam negeri," jelasnya.
Baca juga: RI Mau Bangun Pusat Tenaga Nuklir 4,3 GW |
Selain itu, pemerintah juga mendorong capaian produk hilirisasi. Yuliot mengatakan, ada 50 proyek hilirisasi yang siap ditawarkan kepada investor.
Ia mengatakan, kerja sama atau investasi juga bisa dilakukan melalui perjanjian G to G. Yuliot menyebut, pihaknya akan memanfaatkan perjanjian tersebut untuk mendorong daya saing produk hilirisasi dalam negeri.
Indonesia sendiri, kata Yuliot, memiliki kerja sama dengan negara-negara di ASEAN maupun Eropa. Selain itu, ia juga membuka kemungkinan bekerja sama melalui free trade agreement (FTA), termasuk Just Energy Transition Partnership (JETP).
"Jadi perjanjian G to G ini apa yang jadi, misalnya dalam perlaksanaan kegiatan ini ada proteksi investasi antar negara. Jadi ini ada kerjasama pasar antar negara. Jadi tentu ini bisa kita manfaatkan," tutupnya.
Lihat juga video: Inisiatif PLN Menuju Energi Bersih: Dekarbonisasi, Penguatan EBT, dan Smart Grid