Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyampaikan sejumlah upaya untuk meningkatkan produksi minyak dalam negeri tanpa menaikkan emisi karbon. Salah satunya dengan penerapan teknologi.
Wakil Ketua Komisi XII DPR RI Sugeng Suparwoto mengatakan cadangan terbukti (proven reserve) minyak Indonesia hanya mencapai 2,41 miliar barel sementara produksi minyak mencapai 580 ribu barel per hari. Padahal Indonesia sempat memproduksi hingga 700 ribu berel hingga 1,6 juta barel per hari pada tahun 1997.
Menurut Sugeng, hal ini terjadi karena penurunan alamiah (natural decline). Alhasil, produksi minyak dalam negeri hanya mencapai 580 ribu barel per hari pada 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kita mau bicara tentang menaikkan produksi tanpa menaikkan emisi. Kita memang secara cadangan baru dari 120 cekungan, yang dieksplorasi dan dieksploitasi baru 62 cekungan. Masih ada kurang lebih 60 cekungan lagi yang diperlukan eksplorasi dan eksploitasi, tetapi eksplorasi dan eksplorasi itulah yang menjadi persoalan di kita karena mahal," kata dia dalam Energi Forum: Kesiapan Indonesia Menuju Swasembada Energi yang dipersembahkan detikcom bersama Komisi XII DPR, dan didukung SKK Migas, PT Pertamina Hulu Energi, dan ANTAM di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa (11/3/2025).
Sugeng menjelaskan perlunya penerapan teknologi dalam eksplorasi dan eksploitasi. Menurut Sugeng, mayoritas blok migas RI sudah terlalu tua sehingga penggunaan metode primer dinilai kurang efektif. Untuk itu, dia menyarankan agar beralih ke metode Enhanced Oil Recovery (EOR) maupun Improved Oil Recovery (IOR).
"Kita karena sudah tua semuanya, blok kita, maka perlu namanya recovery tahap ketiga. dengan IOR, improved oil recovery. Dan ini memang juga cukup mahal biayanya.
Tetapi itu harus kita lakukan kalau kita mau menaikkan lifting kita dan juga dilakukan EOR," jelas dia.
Kemudia memproduksi sumur-sumur migas yang menganggur (idle well). Sugeng menyebut setidaknya ada 8 ribu idle well yang ada di Indonesia.
"Dan yang satu lagi, dan ini juga sudah di-approve oleh SKK Migas bahkan sudah disosialisasikan oleh Pertamina PHE, yakni tentang idle well. Ada kurang lebih 8 ribu sumur yang sekarang idle, dan ini bisa dikatakan sudah mulai," imbuh Sugeng.
(kil/kil)