Mau Hemat Listrik? Buruan Pasang PLTS Atap, Kuotanya Dibuka Juli

Mau Hemat Listrik? Buruan Pasang PLTS Atap, Kuotanya Dibuka Juli

Heri Purnomo - detikFinance
Rabu, 04 Jun 2025 19:30 WIB
Petugas melakukan pemeriksaan rutin panel surya pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Pusat Perbelanjaan Trans Studio Mall Bandung, Jawa Barat, Selasa (28/11/2023). Trans Studio Mall (TSM) Bandung menjadi mall pertama di Jawa Barat yang menggunakan teknologi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan kapasitas 1,5 juta kwh setiap tahunnya atau setara dengan penekanan emisi karbon sebesar 1,4 juta kilogram pertahun. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc.
Ilustrasi PLTS Atap/Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Jakarta -

Penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atas di Indonesia kian diminati oleh masyarakat, baik untuk perorangan maupun untuk industri. Dengan kondisi tersebut, pemerintah akan berencana akan menambah kuota PLTS Atap pada Juli 2025.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi mengatakan saat ini pengembangan kuota PLTS Atap hanya tersisa sekitar 250 MW.

"Sebentar lagi per 1 Juli akan dibuka kuota PLTS Atap lagi, per 1 Juli. Jadi mohon akses ke PLN Mobile. Terus kalau Bapak-Ibu ingin memasang solar rooftop di rooftop masing-masing, rumahnya masing-masing, coba untuk bisa memasang, meng-apply dulu kuotanya, lalu nanti bisa di-approve PLN, dan setelah itu pasang sendiri, pasang sendiri atau pakai vendor, terserah ya," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eniya mengatakan, penambahan kuota ini dilakukan untuk memenuhi permintaan dari masyarakat yang meningkat sekaligus juga mendorong adanya penambahan energi baru terbarukan. Eniya menambahkan dalam RUPTL 2025-2035 akan ada penambahan listrik dari PLTS sebanyak 17,1 GW.

"Karena permintaan dari berbagai industri ke kami lumayan banyak sekali. Jadi sekarang kita juga berkeinginan, arahannya Pak Menteri juga menambahkan industri-industri solar PV," katanya.

ADVERTISEMENT

Meski begitu, ia mengatakan terdapat tantangan dalam pengembangan PLTS tersebut yakni kurangnya tenaga kerja di Indonesia yang bisa memasang solar panel tersebut.

"Saya sangat terkejut juga, ternyata yang bisa pasang solar rooftop itu nggak banyak," katanya.

Melihat kondisi ini, ESDM mendorong berbagai asosiasi dan lembaga pelatihan untuk segera merespons kebutuhan ini dengan menyelenggarakan pelatihan keterampilan teknis secara masif. Hal ini dikarenakan pada era menuju energi baru terbarukan ini akan memberikan banyak pekerjaan bagi masyarakat.

"Saya sudah wanti-wanti nih kepada berbagai asosiasi untuk segera membuat training program apapun untuk mendidik. Pemuda-pemuda lulusan SMK juga nggak apa-apa, kan modulnya sudah ada, tinggal setting, assembling. Itu sebetulnya hal yang mudah gitu, tetapi delay semua," katanya.

"Nah ini satu problem juga ya, kenapa kemarin di opening, opening itu kebutuhan untuk SDM yang renewable ini sangat diperlukan dan besar sekali jumlahnya. Nah salah satunya yang di depan mata itu tenaga untuk pasang solar rooftop," tambahnya.

(fdl/fdl)

Hide Ads