Pembangunan Kilang Tuban Mandek, Bahlil Ungkap Biang Keroknya

Pembangunan Kilang Tuban Mandek, Bahlil Ungkap Biang Keroknya

Heri Purnomo - detikFinance
Selasa, 24 Jun 2025 16:28 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia (tengah) bersama Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi (kanan) dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya (kiri) bersiap menyampaikan keterangan terkait izin tambang nikel Kepulauan Raja Ampat di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (10/6/2025). Pemerintah mencabut empat izin usaha pertambangan (IUP) nikel di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, antara lain milik PT Anugerah Surya Pratama (PT ASP) di Pulau Manuran, PT Kawei Sejahtera Mining (PT KSM) di Pulau Kawei, PT Mulia Raymond Perkasa (MRP) di Pulau Manyaifun dan Pulau Batang Pele. Serta PT Nurham Pulau Waegeo karena ditemukan sejumlah pelanggaran. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia/Foto: ANTARA FOTO/0/3504365
Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan proyek kilang minyak di Tuban, Jawa Timur yang digarap oleh PT Pertamina (Persero) dan perusahaan Rusia, Rosneft masih dalam tahap evaluasi. Evaluasi tersebut menyangkut nilai investasinya dan nilai keekonomiannya.

Bahlil mengatakan nilai investasi proyek ini mencapai US$ 24 miliar dengan luas lahan lebih dari 800 hektare (ha). Dengan nilai investasi yang besar tersebut, perlu perhitungan kembali, sehingga manfaat ekonomi yang didapatkan sesuai.

Untuk diketahui, proyek kilang minyak Tuban sedang memasuki tahap akhir persiapan Final Investment Decision (FID) yang ditargetkan rampung pada kuartal IV- 2025.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang kenapa belum jalan? Setelah dihitung kembali antara investasi dan nilai ekonominya masih terjadi review kembali lah. Belum pas. Bahasa ekonominya itu tidak boleh saya sebutkan, tapi belum pas aja. Belum cocok," kata Bahlil dalam acara Jakarta Geopolitik Forum IX di Jakarta, Selasa (24/6/2025).

Pihaknya telah membahas dengan Rosneft terkait kelanjutan proses kilang minyak di Tuban. Pembahasan ini dilakukan saat ia mendampingi Presiden Prabowo kunjungan ke Rusia beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

"Kemarin kita juga melakukan pembahasan dengan Rosneft. Itu Tuban itu kan Rosneft. Rosneft sama Pertamina. Sampai dengan sekarang kita lagi melakukan evaluasi investasinya," katanya.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan Rosneft akan tetap bekerja sama dengan Pertamina untuk menggarap proyek kilang migas di Tuban, Jawa Timur. Kepastian ini diungkapkan Putin usai menerima Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan kenegaraan di Istana Konstantinovsky, St Petersburg, Rusia, Kamis siang waktu setempat.

"Perusahaan Rosneft dan perusahaan Pertamina melaksanakan proyek bersama membangun kilang minyak dan kompleks petrokimia di provinsi Jawa Timur," kata Putin dalam keterangan pers bersama usai pertemuan, ditulis Jumat (20/6/2025).

Rosneft dan Pertamina selama ini sedang mengembangkan kilang New Grass Root Refinery (NGRR) yang ditargetkan dapat memproduksi bahan bakar minyak (BBM) berkualitas seperti gasoline, diesel dan avtur hingga 229 ribu barel per hari.

Proyek NGRR Tuban memproduksi bahan bakar minyak yang berkualitas Euro V dengan kapasitas produksi 300.000 barel per hari. Proyek tersebut didanai secara patungan atau joint venture antara Pertamina yang berkontribusi 55% dan perusahaan minyak asal Rusia yakni Rosneft yang menaruh 45% dari total dana.

Simak juga Video Bahlil Menghadap Prabowo, Bahas Hilirisasi Nikel-Bangun Kilang DME

(ara/ara)

Hide Ads