Trump Minta Balasan! RI Bakal Guyur AS Rp 244 Triliun Borong BBM-LPG

Andi Hidayat - detikFinance
Sabtu, 19 Jul 2025 05:57 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.Foto: Heri Purnomo
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memangkas tarif impor produk Indonesia menjadi 19% dari sebelumnya 32%, setelah negosiasi dagang.

Sebagai bagian dari kesepakatan, Indonesia diwajibkan membeli sejumlah komoditas penting dari AS, termasuk produk energi senilai US$ 15 miliar atau sekitar Rp 244 triliun.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengaku akan menindaklanjuti perjanjian tersebut. Menurut Bahlil, ada tiga komoditas energi yang akan diimpor dari AS, yakni yakni Liquefied Petroleum Gas (LPG), minyak mentah (crude), dan bahan bakar minyak (BBM).

Namun demikian, Bahlil menyebut kegiatan impor komoditas energi dari AS bukan kali pertama di lakukan RI. Ia menyebut, Indonesia sudah melakukan impor BBM ke AS sejak lama.

"LPG, crude, BBM. Memang selama ini kan kita impor BBM. (Dari AS?) Iya, iya. Kan ada tiga item, dan saya sudah sampaikan berkali-kali ya," terang Bahlil kepada wartawan di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (18/7/2025).

Meski begitu, Bahlil menegaskan kewajiban impor energi dari AS harus saling menguntungkan dan sesuai nilai keekonomian. Karenanya, harga impor ini harus sesuai agar tidak berdampak pada harga subsidi energi.

"Semuanya kita akan hitung sesuai dengan harga keekonomian yang sama. Harus saling menguntungkan," tegasnya.

Ia menambahkan, Kementerian ESDM tengah menyiapkan berbagai keperluan untuk menindaklanjuti hasil kesepakatan tersebut. Selain itu, Bahlil juga akan berkoordinasi dengan PT Pertamina (Persero) sebagai tindak lanjut rencana impor.

"Dengan proses deal negosiasi ini, maka kami dari ESDM sudah harus melakukan langkah-langkah dalam rangka menindaklanjuti, dengan khususnya Pertamina," pungkasnya.

Sebelumnya, Pertamina juga mengaku siap melakukan impor komoditas energi dari AS. Namun, Pertamina menyebut hanya dua komoditas energi yang akan diimpor, yakni minyak mentah dan LPG.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengungkap, pihaknya telah menandatangani nota kesepahaman dengan mitra AS untuk penyediaan minyak mentah.

Sementara untuk gas, Fadjar mengatakan perusahaan sedang menjajaki penambahan kuota impor LPG menjadi 60%. Saat ini, terang Fadjar, ada sekitar 57% dari total impor LPG Indonesia berasal dari AS.

"Pertamina sendiri, memang kita sudah melakukan kerjasama MOU, bersifat MOU, dengan beberapa mitra kami di Amerika Serikat. Yang baru MOU itu baru optimalisasi untuk kerjasama pengadaan minyak mentah," kata Fadjar di Jakarta, Kamis (17/7/2025).




(hns/hns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork