Ekspor 'Harta Karun' Tambang China ke AS Meroket Usai Kesepakatan Dagang

Retno Ayuningrum - detikFinance
Selasa, 22 Jul 2025 08:45 WIB
Foto: Rachman_punyaFOTO
Jakarta -

Ekspor magnet tanah jarang China ke Amerika Serikat melonjak lebih dari tujuh kali lipat pada Juni dibanding bulan sebelumnya. Lonjakan ekspor ini disebabkan perusahaan AS berbondong-bondong mendapatkan unsur penting tersebut menyusul tercapainya kesepakatan dagang antara kedua negara.

Melansir dari CNBC International, Selasa (22/7/2025), pada April, China mewajibkan perusahaan untuk mengantongi izin ekspor untuk produk tanah jarang yang digunakan dalam kendaraan listrik, turbin angin, dan mesin MRI. Pembatasan ekspor ini dinilai sebagai pembalasan terhadap tarif tinggi yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump terhadap China.

Hal inilah yang membuat ekspor komoditas tersebut anjlok pada April dan Mei. China memasok lebih dari 90% kebutuhan global.

Administrasi Umum Kepabeanan China mencatat AS mendapatkan sekitar 353 metrik ton magnet permanen tanah jarang pada Juni. Angka ini naik 660% dari bulan sebelumnya.

AS merupakan tujuan terbesar kedua untuk magnet tanah jarang China, setelah Jerman. Sebab, AS sangat bergantung pada impor magnet tersebut untuk sektor manufakturnya, khususnya otomotif, elektronik, dan energi terbarukan.

Secara total, China 3.188 metrik ton magnet permanen tanah jarang secara global bulan lalu, naik hampir 160% dari Mei. Namun, angkanya 38% lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Lonjakan ekspor terjadi setelah AS dan China sepakat pada kerangka kerja perdagangan yang mencakup pelonggaran pada ekspor tanah jarang China pada bulan lalu. Selain itu, kesepakatan dagang tersebut juga menyepakati pencabutan beberapa pembatasan teknologi asal AS ke China.

Tonton juga video "Pulau Ini Juga Rusak Parah Karena Tambang Ilegal" di sini:




(acd/acd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork