Indonesia menyimpan 'harta karun' berupa mineral Logam Tanah Jarang (LTJ) atau Rare Earth Element (REE) yang menjadi incaran dunia. Hal ini dikarenakan mineral tersebut sangat dibutuhkan untuk industri-industri strategis seperti sektor otomotif hingga pertahanan.
Saat ini saja, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tengah mengincar logam tanah jarang dari Ukrainia atas bantuan Washington dalam perang di Ukrainia. Logam tanah jarang ini juga menjadi senjata China untuk negoisasi tarif resiprokal dengan AS.
Indonesia sendiri menyimpan potensi logam tanah jarang. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sumber daya logam tanah jarang dalam bentuk biji mencapai 136,2 juta ton pada 2024 dan sumber daya logam tanah jarang dalam bentuk logam sebesar 118.650 ton.
Hal ini tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 228.K/MB.03/MEM.G/2025 tentang Neraca Sumber Daya dan Cadangan Mineral dan Batubara Nasional Tahun 2025 yang ditetapkan pada 3 Juli 2025.
Dari total sumber daya logam tanah jarang tersebut, terdiri dari sumber daya logam tanah jarang dalam bentuk bijih tereka mencapai 128,8 juta ton, sumber daya logam tanah jarang dalam bentuk logam sebesar 114.236 ton.
Kemudian untuk sumber daya logam tanah jarang dalam bentuk bijih tertunjuk mencapai 5,4 juta ton dan sumber daya logam tanah jarang dalam bentuk logam sebesar 3.317 ton.
Lalu untuk sumber daya logam tanah jarang dalam bentuk bijih terukur mencapai 1,82 juta ton dan sumber daya logam tanah jarang dalam bentuk logam sebesar 1.097 ton.
Data tersebut belum memuat data cadangan logam tanah jarang dalam bentuk bijih maupun logam.
Tonton juga video "Tak Berizin, Pertambangan Pasir di Pulau Citlim Riau Dihentikan KKP" di sini:
(acd/acd)