Harga minyak dan gas (migas) mengalami gejolak dalam beberapa waktu terakhir lantaran konflik geopolitik. Namun di tengah kondisi tersebut, investasi di sektor migas cenderung positif.
Menurut Direktur Pengembangan Usaha PT Elnusa Tbk, Arief Prasetyo Handoyo, kenaikan investasi terjadi di sektor hulu dan hilir migas. Ia menyebut investasi menjadi program yang harus didorong demi mendukung keberlanjutan sektor migas yang dijalankan cucu usaha Pertamina itu.
Sebagai informasi, Elnusa merupakan anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE), dan PHE merupakan anak usaha Pertamina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita lihat 5 tahun terakhir menunjukkan tren yang sangat meningkat baik dari sisi upstream maupun dari sisi downstream," ujarnya dalam Media Briefing di The Tribrata Darmawangsa, Jakarta, Jumat (1/8/2025).
"Pemerintah kita yakin bahwa investasi menjadi salah satu program yang harus direalisasikan, karena tanpa investasi ini akan memberikan efek domino yang sangat negatif. Diharapkan investasi ini kegiatan ekonomi akan menggeliat usaha di awal dari sisi migas," sambung Arief.
Geliat investasi di sektor migas tentu membuka peluang bagi pengembangan bisnis Elnusa. Arief menambahkan, anak usaha Pertamina Hulu Energi ini menyiapkan beberapa strategi dalam menghadapi bisnis ke depan.
Pertama, meningkatkan sinergi dengan Pertamina group, mengingat 80% market share Elnusa adalah di Pertamina Group. Kedua, strategic partnership secara dengan sesama Pertamina maupun dengan perusahaan lain.
"Salah satu yang tidak adalah selective and prudent investment. Ini harus kita lakukan karena tanpa adanya suatu screening di dalam pengajuan investasi kita tidak akan turun atau aktif di dalam kegiatan tersebut. Nah tentunya hal ini menjadi keharusan karena bagaimanapun juga kegiatan-kegiatan yang prudent itulah yang menjadi prioritas kami untuk melakukan investasi," bebernya.
Selanjutnya adalah pengembangan bisnis baru yang bisa membuat perusahaan terus bertumbuh. Ke depan, Arief menyebut Elnusa bakal menerapkan bisnis berbasis value creation dan tak hanya berorientasi service.
"Nah ke depan mungkin strategi bisnis kami adalah bagaimana kita bisa value creation atau meningkatkan nilai, sehingga mungkin nanti ke depan kita tidak hanya menawarkan service saja tapi kita juga akan membuat produk dan menjual produk di dalam kegiatan bisnisnya," tambah Arief.
Strategi selanjutnya adalah manajemen produktif bagi sumber daya manusia. "Strategi berikutnya adalah development of competences capability and corporate culture. Nah ini juga sangat penting karena dengan adanya dinamika bisnis yang baru dibutuhkan paradigma yang baru," imbuh Arief.
"Selanjutnya yang terakhir adalah bagaimana kita memperkuat dari aspek finansial. Nah ini tentunya sangat penting, ada dua hal yang kita lakukan yaitu tadi kita melakukan investasi yang selektif dan yang kedua bagaimana kita meningkatkan cost efficiency sehingga kita bisa memiliki atau meningkatkan daya saing terhadap kompetitor," tutupnya.
(ily/hns)