Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor ESDM hingga saat ini telah mencapai Rp 138,8 triliun atau 54,5% dari target Rp 254,5 triliun.
Sektor penyumbang terbesar berasal dari minerba dengan realisasi Rp 74,2 triliun, diikuti sektor migas sebesar Rp 57,3 triliun. Sementara sektor lainnya menyumbang Rp 6,2 triliun dan sektor Energi Baru Terbarukan mencapai Rp 1,09 triliun.
"Nah, ini sudah tercapai Rp 138,8 triliun. Bayangkan Bapak-Ibu semua, di tengah gejolak harga minyak turun, harga komoditas batubara turun, tapi kami harus berusaha tetap untuk mencapai Rp 254,5 triliun. Dan ini adalah target yang diberikan oleh Bapak Presiden. Bapak Presiden memberikan target kepada kami, jangan sampai PNBP turun. Caranya bagaimana? Menteri urus," kata Bahlil dalam konferensi pers Capaian Kinerja Sektor ESDM Semester I 2025 di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Senin (11/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahlil menjelaskan, dari target PNBP sektor ESDM tahun ini sebesar Rp 254,5 triliun, kontribusinya mampu menyumbang 10-12% pendapatan negara. Jika ditambah dengan pajak dan penerimaan lainnya di sektor ESDM, totalnya bisa mencapai 15% pendapatan negara.
"Jadi ESDM ini salah satu kunci bagaimana negara bisa mendapatkan pendapatan dan sekaligus menjalankan amanah Pasal 33 ini," ujarnya.
Meski menjadi salah satu penyumbang terbesar pendapatan negara, Bahlil menegaskan Kementerian ESDM tidak pernah meminta tambahan anggaran. Namun ia sempat menyindir Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait hal itu.
"Jadi sudah realisasi 54,5%. Sekalipun begitu, kami tetap tidak meminta tambah anggaran. Kalau tidak dikasih, kita tidak minta. Tapi kalau nggak dikasih-kasih juga, berarti sudah nggak tahu diri itu namanya," tambahnya.
(rrd/rrd)