Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan rasa syukur atas karunia kekayaan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia, salah satunya yakni mineral logam tanah jarang (rare earth elements).
Menurutnya, komoditas ini sangat penting bagi pengembangan teknologi tinggi dan kebutuhan pertahanan modern.
"Alhamdulillah yang maha kuasa telah memberi karunia kepada kita, kita memiliki Mineral-mineral yang disebut tanah jarang, ini vital untuk kebutuhan teknologi tinggi untuk kehidupan modern dan untuk pertahanan modern," kata Prabowo dalam Penyampaian RUU APBN 2026 dan Nota Keuangan di Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan potensi tersebut, Prabowo menginginkan adanya sumber daya manusia yang unggul dalam memanfaatkan hal tersebut. Pasalnya saat ini potensi tersebut belum terlalu dimanfaatkan dengan optimal.
"Kita harus menciptakan sumber daya manusia yang unggul agar semua sumber daya alam kita bisa kita manfaatkan secepat-cepatnya," ujar Prabowo.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Menteri Pendidikan Tinggi Sains Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto dalam Konferensi Pers RAPBN dan Nota Keuangan 2026 di Kantor DJP. Ia mengatakan sumber daya mineral tanah jarang tersebut berada di wilayah Bangka Belitung, dan Mamaju, Sulawesi Barat.
Brian menjelaskan saat ini tengah berlangsung penelitian yang ada di kampus-kampus untuk menghitung cadangannya dan melakukan proses pemurnian. Namun proses ini katanya membutuhkan teknologi tinggi.
"Ternyata kita punya jumlah yang cukup banyak. Harapanya adalah dengan owneelitan yang sudah berlansung di perguruan tinggi kita bisa lakukan percepatan untuk hilirisasi, sehingga logam tanah jarang bisa kita murnikan sehingga bisa menaikan pendapatan di Indonesia," katanya.
Jumlah Logam Tanah Jarang
Menuru data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) logam tanah jarang dalam bentuk biji mencapai 136,2 juta ton pada 2024 dan sumber daya logam tanah jarang dalam bentuk logam sebesar 118.650 ton.
Hal ini tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 228.K/MB.03/MEM.G/2025 tentang Neraca Sumber Daya dan Cadangan Mineral dan Batubara Nasional Tahun 2025 yang ditetapkan pada 3 Juli 2025.
Dari total sumber daya logam tanah jarang tersebut, terdiri dari sumber daya logam tanah jarang dalam bentuk bijih tereka mencapai 128,8 juta ton, sumber daya logam tanah jarang dalam bentuk logam sebesar 114.236 ton.
Kemudian untuk sumber daya logam tanah jarang dalam bentuk bijih tertunjuk mencapai 5,4 juta ton dan sumber daya logam tanah jarang dalam bentuk logam sebesar 3.317 ton.
Lalu untuk sumber daya logam tanah jarang dalam bentuk bijih terukur mencapai 1,82 juta ton dan sumber daya logam tanah jarang dalam bentuk logam sebesar 1.097 ton.
Sementara untuk cadangan logam tanah jarang dalam bentuk bijih maupun logam belum ada besaran cadangannya.
(hns/hns)