Bahlil Wanti-wanti Harga BBM dari Pertamina ke SPBU Swasta Harus Cengli

Bahlil Wanti-wanti Harga BBM dari Pertamina ke SPBU Swasta Harus Cengli

Heri Purnomo - detikFinance
Jumat, 19 Sep 2025 18:58 WIB
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan keterangan saat konferensi pers di Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/9/2025). Dalam keterangannya, Bahlil menyampaikan SPBU swasta menyetujui untuk membeli stok BBM tambahan lewat skema impor melalui Pertamina. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/tom.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.Foto: ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA
Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mewanti-wanti harga BBM murni yang dibeli dari Pertamina untuk menambah pasokan BBM SPBU swasta harus adil. Artinya, tidak ada yang dirugikan dengan adanya impor BBM murni tersebut.

Hal ini dikatakannya usai sejumlah sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik badan usaha swasta menyetujui membeli BBM murni dari Pertamina. Bahlil mengatakan bahwa proses transaksi tersebut akan secara business to business (B2B).

"Menyangkut dengan harga. Kita ingin, pemerintah ingin, sekalipun Pertamina yang diberikan tugas, tetapi kita juga ingin harus fair. Nggak boleh ada yang dirugikan. Kita ingin swasta maupun Pertamina harus sama-sama cengli (jujur), harus semua terbuka. Dan setelah setuju juga terjadi open book. Dan ini teman-teman dari swasta juga sudah setuju," ujar Bahli di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahlil mengatakan dalam impor BBM murni dari Pertamina tersebut juga akan ada joint surveyor. Hal ini menyangkut kualitas bahan bakar murninya.

ADVERTISEMENT

"Agar tidak ada dusta di ntara kita meyangkut kualitas, juga disepakatkan untuk melakukan dengan joint surveyor. Jadi barang belum berangkat, ada surveyor yang sama-sama disetujui di sana untuk dilakukan," kata Bahlil.

Bahlil menambahkan BBM murni yang diimpor dari Pertamina tersebut akan tiba di Indonesia paling lambat 7 hari dari hari ini.

"Dan kalau ditanya mulai kapan ini berjalan? Mulai hari ini, sudah dibicarakan. Nanti harus dilanjutkan dengan rapat teknis, stoknya, dan kemudian insyaallah pada lambat 7 hari, barang boleh bisa masuk di Indonesia," tuturnya.

(hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads