Pertamina Ungkap Megaproyek Ini Jadi Bukti Bangun Kilang

Pertamina Ungkap Megaproyek Ini Jadi Bukti Bangun Kilang

Ilyas Fadilah - detikFinance
Sabtu, 04 Okt 2025 07:30 WIB
Kilang Balikpapan, Kalimantan Timur.
Foto: Dok Kilang Pertamina Internasional
Jakarta -

PT Pertamina (Persero) menegaskan bahwa tuduhan perusahaan tidak membangun kilang minyak tidaklah benar. Pernyataan ini sebelumnya sempat disinggung oleh Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI.

Menurut Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina, Agung Wicaksono, Pertamina tengah menjalankan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) kilang Balikpapan. Proyek tersebut akan menambah kapasitas produksi menjadi 360 ribu barel per hari.

"Kalau dibilang Pertamina nggak bangun kilang, bangun kilang. Balikpapan akan segera selesai, (kapasitas produksi) naik dari 260 ribu (barel per hari) ke 360 ribu," ujar Agung saat ditemui di JW Marriott, Jakarta, Jumat kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini progres pembangunan kilang Balikpapan sudah mencapai 96%. Agung menyebut proyek senilai US$ 7,4 miliar tersebut ditargetkan mulai berproduksi pada tahun 2025.

Menurut Agung, bisnis kilang membutuhkan investasi besar dan risiko yang tinggi. Apalagi kondisi dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja, salah satunya kondisi oversupply pada sisi kapasitas produksi.

ADVERTISEMENT

"Kondisi oversupply yang disebutkan oleh Pak Menkeu itu memang saat ini masih terjadi. Makin banyak kilang di dunia ini selesai dibangun. Dan kilang-kilang ini tentunya semakin efisien. Kilang-kilang yang semakin efisien ini biayanya makin kompetitif. Dan akibatnya kilang-kilang yang lama itu menjadi kurang kompetitif dan bisa jadi ditutup," beber Agung.

Oleh karena itu Agung menyebut untuk berinvestasi di proyek kilang harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Ia lalu menyebut pembangunan kilang Balikpapan menunjukkan bahwa Pertamina telah menjalankan apa yang sebelumnya didorong oleh pemerintah.

"Ini menunjukkan bahwa Pertamina menjalankan dorongan dari pemerintah, namun dengan penuh kehati-hatian mempertimbangkan resiko yang ada di dunia, baik resiko yang sifatnya ekonomi, juga resiko bisnis," tuturnya.

Pada kesempatan itu, Agung menyinggung tantangan lain dari turunnya permintaan energi fosil seiring dengan tumbuhnya ekosistem mobil listrik. Konflik yang masih terjadi di beberapa wilayah juga membuat margin bisnis kilang semakin menipis.

(ily/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads