Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri buka-bukaan strategi perusahaan mewujudkan kemandirian energi. Pertamina menerapkan strategi pertumbuhan ganda (dual growth strategy).
"Dalam memaknai itu, Pertamina sampai saat ini, kami menjalankan strategi dual growth. Jadi, ada dua, yang pertama adalah memaksimalisasi bisnis existing, dan yang kedua adalah masuk kepada bisnis rendah karbon," kata Simon dalam acara detikSore on location di Anjungan Sarinah, Jakarta Pusat, Selasa (7/10/2025).
Simon menjelaskan optimalisasi bisnis yang sudah ada dilakukan dengan mengembangkan teknologi dalam proses produksi minyak dan gas bumi yang ada di hulu. Hal ini diperlukan lantaran sumur-sumur yang dikelola Pertamina sebagian besar adalah sumur tua.
"Apa yang kami lakukan selama ini, dengan inovasi teknologi, dengan inisiatif-inisiatif lainnya, itu antara lain adalah untuk memperlambat lajunya penurunan produksi dari sumur-sumur kami ini," katanya.
Selain itu, Simon menekankan bahwa peningkatan produksi juga dilakukan dengan masuk ke wilayah kerja baru. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana melelang 74 wilayah kerja (WK) migas baru dalam 1-2 tahun ke depan yang akan menambah produksi nasional.
"Nah, di samping itu, di sisi bisnis eksisting, kita juga mendorong untuk peningkatan kapasitas kilang-kilang kita. Salah satu yang akan kita dorong dalam waktu dekat ini mudah-mudahan di bulan November, tanggal 10 November adalah kita akan mulai on-stream proyek RDMP Balikpapan yang nanti akan meningkatkan kapasitas pengolahan kilang," katanya.
"Dan tentunya saat ini juga kita akan mentransformasi retail bisnis kita. Retail bisnis kita perlu peningkatan agar supaya pelayanan di SPBU di mana pun semakin baik, masyarakat dapat merasakan manfaat yang lebih baik," tambahnya.
Bisnis Rendah Karbon
Selanjutnya, Simon menjelaskan bahwa pihaknya sedang fokus mengembangkan bisnis rendah karbon sebagai bagian dari transformasi menuju energi bersih. Salah satu yakni dengan mendorong ekosistem biofuel.
"Kita sudah dengan B40, dan nanti dengan tahun depan Pak Menteri sampaikan E10. Saat ini kami Pertamina sudah ada produk E5, yaitu Pertamax Green 95. Jadi artinya itu 5% adalah etanol," katanya.
Pertamina juga akan memperkuat pemanfaatan energi panas bumi yang menurutnya Indonesia memiliki potensi besar. Bahkan ia menyebutkan Indonesia memiliki kapasitas terbesar kedua di dunia.
"Kemungkinan 2029 kita akan tingkatkan, dan kita berharap supaya install capacity pada 2029 akan menjadi nomor satu di dunia, Pak Menteri. Di saat ini banyak juga teknologi carbon capture, dan tentunya inisiatif-inisiatif lainnya yang kita yakin bahwa ini harus berjalan selaras agar supaya bisa align dengan misi, tugas, dan arahan dari pemerintah," katanya.
Simak Video "Pertamina Capai Ketahanan Energi Lewat Penguatan Peta Jalan NZE!"
(ara/ara)