Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkapkan alasan Presiden Prabowo Subianto mengecek langsung smelter di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung beberapa waktu lalu. Smelter tersebut merupakan satu dari enam smelter timah di Bangka Belitung yang dirampas negara dari kasus korupsi pengelolaan timah Rp 300 triliun.
Zulhas mengklaim langkah tersebut dilakukan lantaran sejumlah program yang dijalankan Prabowo mengedepankan keberlanjutan, terlebih masih banyaknya tambang timah ilegal, sehingga perlu ada langkah serius untuk menuntaskan hal tersebut.
"Misalnya baru-baru ini saudara-saudara saksikan di Bangka Belitung, presiden sampai akhirnya ke sana," katanya dalam acara ESG Now Awards 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (16/10/2025).
Baca juga: PT Timah Tiba-tiba Copot Direktur, Ada Apa? |
Kerusakan Akibat Tambang Ilegal
Zulhas mengakui bahwa tambang ilegal di Bangka Belitung sudah marak sejak dirinya menjabat sebagai Menteri Kehutanan pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Bahkan aktivitas tambang ilegal telah merusak lingkungan dan merugikan negara.
"Kami riset di Bangka Belitung itu, kerusakan dampak daripada yang dilakukan pertambangan di sana itu, daripada yang diterima oleh negara, dibandingkan kerusakan lingkungan, maka negara harus mengeluarkan 3.860 kali daripada yang diterima," katanya.
Zulhas menambahkan kerusakan lingkungan di Bangka Belitung tersebut karena adanya keserakahan dan lemahnya pengawasan terhadap aktivitas tambang ilegal. Menurutnya, kondisi ini sebetulnya tidak perlu terjadi jika aktivitas pertambangan tersebut mengikuti aturan-aturan yang ada.
"Kita perlu investasi, tapi yang ramah lingkungan, yang berkelanjutan, yang ada kejujuran di situ," katanya.