Pemerintah bersama Pertamina Patra Niaga dan pelaku industri penerbangan mempercepat penggunaan Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbasis Used Cooking Oil (UCO) atau minyak jelantah.
Dalam acara Pertamina SAF Forum 2025 pada Kamis (16/1) di Jakarta, Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan Sokhib Al Rokhman mengatakan pemerintah tengah memperkuat kebijakan untuk mempercepat penggunaan SAF yang selaras dengan roadmap dan standard internasional.
"Roadmap SAF, mekanisme MRV oleh operator, serta regulasi penerapan skema CORSIA telah disiapkan. Dengan sertifikasi sesuai ketentuan Ditjen Migas dan ICAO CORSIA, dan insentif yang proporsional, adopsi SAF di dalam negeri dapat dipercepat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (20/10/2025).
Pertamina Group telah memanfaatkan minyak jelantah menjadi SAF melalui ekosistem SAF terintegrasi dari pengumpulan, pengolahan, hingga distribusi. Upaya ini tak hanya menekan emisi, tetapi juga menciptakan nilai ekonomi sirkular bagi masyarakat dan mempercepat transisi menuju energi bersih.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra menyampaikan melalui penyelenggaraan Pertamina SAF Forum 2025, Pertamina Patra Niaga menegaskan komitmennya untuk berada di garis depan dalam pengembangan energi bersih bagi industri penerbangan.
"Forum ini menjadi ruang penting untuk memperkuat kolaborasi dan menegaskan kesiapan teknis Indonesia dalam menghadirkan bahan bakar penerbangan berkelanjutan yang kompetitif dan berstandar global," terangnya.
Country Manager Indonesia Cathay Pacific Airways Tony Sham menilai Indonesia berpotensi menjadi pemasok strategis SAF berbasis minyak jelantah. Asalkan kata Tony, jika tantangan ketersediaan dan harga dapat diatasi melalui kolaborasi lintas pelaku.
Terlebih, pihaknya menargetkan 10% pemakaian pada 2030. Sementara pada tahun 2024 saja Cathay Pacific telah menggunakan 6.884 KL SAF.
"Indonesia berpotensi menjadi pemasok strategis SAF berbasis minyak jelantah bila tantangan ketersediaan dan harga dapat diatasi melalui kolaborasi lintas pelaku," jelasnya.
Sementara itu, CEO Qualitas Sertifikasi Indonesia Ryanza Prasetya, menegaskan pentingnya International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) CORSIA dalam menjaga integritas dan keberlanjutan rantai pasok SAF.
"Sertifikasi ini memastikan asal bahan baku, perhitungan emisi, dan ketelusuran di setiap tahap produksi berjalan transparan dan sesuai standar global," ujarnya.
(ara/ara)