Uni Eropa berencana menghentikan impor Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas alam cair dari Rusia mulai 1 Januari 2027. Langkah ini dilakukan sebagai sanksi karena Rusia yang enggan menghentikan perang dengan Ukraina.
Meskipun Uni Eropa telah mengurangi ketergantungannya gas dari Rusia sebesar 90% sejak tahun 2022, negara tersebut tercatat masih mengimpor energi dari Rusia senilai lebih dari 11 miliar euro sepanjang tahun ini.
Namun, pengamat berpendapat, penyetopan impor gas dari Rusia tidak akan mengganggu pasokan di Uni Eropa. Negara tersebut dapat mengandalkan impor dari Amerika Serikat (AS) dan Qatar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun 2027 merupakan tahun kunci bagi kapasitas ekspor LNG baru, terutama dari AS dan Qatar," kata Rabobank, melansir dari Reuters, Jumat (24/10/2025).
Baca juga: Trump Sanksi Dua Raksasa Minyak Rusia |
Rabobank mengungkapkan, AS ke depan akan menjadi produsen dan eksportir LNG terbesar. Kapasitas produksi LNG Amerika Serikat akan meningkat lebih dari 50 Juta ton per tahun (mtpa) pada akhir tahun 2027 di atas level tahun 2025.
AS memang telah memasok lebih dari 50% LNG ke Uni Eropa dan porsinya dapat meningkat hingga 70%, menurut Energy Aspects.
Sementara Qatar diperkirakan akan menambah kapasitas produksi LNG sekitar 31 mtpa. Hal ini berkat ekspansi proyek baru di Lapangan Utara negara tersebut dan akan ada proyek lain dari Kanada dan Nigeria di negara tersebut.
Lihat juga Video: Detik-Detik Ledakan Terjadi di Pabrik Bahan Peledak Rusia, 3 Orang Tewas











































