Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan meresmikan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) di Balikpapan dalam waktu dekat ini. Proyek ini digadang-gadang menjadi kilang terbesar di Indonesia.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan peresmian kilang ini direncanakan pada 10 November 2025, namun akhirnya diundur lantaran perlunya persiapan. Untuk kepastian peresmian, Laode belum dapat menyampaikan.
"Harusnya hari ini tapi diundur. Ya segera, ini kemarin karena Pak Presiden barusan ke Lotte. Nah rencananya kan juga mau. Nah ini kita belum tahu (waktunya). Makanya perlu persiapan," katanya saat ditemui di Kompleks DPR RI, Jakarta, Senin (10/11/2025).
Laode pun mengatakan dengan adanya kilang ini diharapkan RI bisa setop impor solar. Hal ini berbarengan dengan rencana penerapan B50 pada tahun depan.
"Targetnya kalau misalnya itu berproduksi dan dengan adanya biodiesel kan sebenarnya B40 kan ditambah lagi dengan produk tambahan dalam negeri harusnya bisa ke arah sana," katanya.
Sebagai informasi, PT Pertamina Kilang Internasional (KPI) melalui anak usahanya PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) resmi memulai tahapan start up unit utama pengolahan atau Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Complex hasil Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan.
Unit RFCC merupakan unit utama kilang, sebagai jantung modernisasi kilang yang akan memproduksi bahan bakar berstandar setara Euro V dan meningkatkan efisiensi serta nilai ekonomi Kilang Balikpapan.
Nilai investasi proyek ini mencapai US$ 7,4 miliar atau setara dengan sekitar Rp 120 triliun. Proyek ini menjadi modernisasi kilang terbesar di Indonesia dan salah satu proyek energi paling strategis di Asia Tenggara.
Proyek RDMP Balikpapan telah menyelesaikan beberapa tahapan proyek penting yakni keberhasilan uji coba kapasitas Unit Penyulingan sehingga menambah kapasitas pengolah minyak mentah dari 260 ribu menjadi 360 ribu barel per hari.
Kemudian commissioning sarana tambat Single Point Mooring (SPM) 320.000 DWT untuk penyandaran kapal jenis Very Large Crude Carrier (VLCC), penyelesaian pembangunan dua unit Tangki Penyimpanan Minyak Mentah Baru dengan masing-masing berkapasitas 1 juta barel di Lawe -lawe serta keberhasilan pengoperasian unit Pemurnian LPG dengan kapasitas produksi saat ini 43 ribu ton per tahun.
"Hari ini akan dilakukan pengoperasian awal Unit RFCC Complex. Untuk memohon kelancaran proses tersebut, kami melaksanakan kegiatan doa bersama agar tahapan-tahapan yang akan dilalui bisa berjalan aman dan lancar," kata Pjs Corporate Secretary KPI Milla Suciyani dalam keterangan tertulisnya, Senin (10/11).
(acd/acd)