Produksi Emas Freeport Diproyeksi 26 Ton di 2026

Produksi Emas Freeport Diproyeksi 26 Ton di 2026

Heri Purnomo - detikFinance
Senin, 24 Nov 2025 13:57 WIB
Freeport rapat dengan Komisi VI
Foto: Heri Purnomo
Jakarta -

Direktur Utama (Dirut) PT Freeport Indonesia, Tony Wenas mengungkapkan produksi emas Freeport tahun depan hanya akan mencapai 26 ton 2026. Produksi ini tercantum dalam revisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2026 yang telah disampaikan ke Kementerian ESDM pada pertengahan November.

Tony menjelaskan sebelum RKAB tersebut direvisi, Freeport memproyeksikan produksi emas tahun depan sebesar 45 ton. Revisi RKAB ini terjadi karena adanya kejadian luncuran material basah di tambang Grasberg Block Cave (GBC) pada 8 September 2025. Ditargetkan tambang GBC ini mulai beroperasi tambang ini pada triwulan pertama 2026.

"Untuk emas itu kita dari rencana 45 ton ini di RKAB yang baru 2026 hanya akan memproduksi 26 ton dan ini semuanya akan dikonsumsi oleh PT ANTAM. Tidak ada rencana untuk mengekspor emas," katanya dalam RDP dengan Komisi VI DPR RI, Senin (24/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tony mengatakan untuk produksi emas tahun 2027 diharapkan sudah bisa kembali ke 40 ton per tahun. Hal ini sejalan dengan mulai kembali beroperasinya GBC secara penuh pada tahun 2024.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Tony mengatakan produksi tembaga Freeport tahun depan juga dipangkas. Dari rencana awal 700 ribu ton katoda tembaga, perusahaan hanya akan memproduksi 478 ribu ton, atau 68% dari target.

Meski produksi turun, ia mengatakan prospek harga komoditas tersebut akan menjadi penopang utama kinerja Freeport tahun depan.

Perusahaan memproyeksikan harga tembaga pada 2026 dapat mencapai US$ 4,75/pound, jauh di atas asumsi RKAB lama sebesar US$ 3,75. Harga emas diperkirakan menembus US$ 4.000/ounce, melonjak dari asumsi awal US$ 1.900.

"Sehingga hasilnya proyeksi penjualan kita dari RKAB 2026 yang lama US$ 8,5 miliar di yang baru dengan tingkat produksi yang berkurang sekitar 32% untuk tembaga dan juga 43% untuk emas. Tapi rencana pendapatan penjualan itu bisa hampir 100% sama dengan RKAB yang lama," katanya.

Tony menambahkan, penerimaan negara dari Freeport pada 2026 diproyeksikan sebesar US$ 2,7 miliar. Namun dalam revisi terbaru, penerimaan negara diperkirakan meningkat menjadi US$ 2,9 miliar berkat kenaikan harga tembaga dan emas.

"Dan penerimaan negara ini saya ulangi adalah dari pajak perseroan badan, dividen dan juga PNBP baik royalti maupun PNBP lainnya," katanya.

Simak juga Video 'Kata Bahlil, Saham Pemerintah di Freeport Bertambah 12%':

(acd/acd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads