Para pemain fintech asli Indonesia pun merasa khawatir dengan hadirnya fintech asal China. Mereka berharap seluruh pemain fintech yang masuk ke Indonesia mengikuti prosedur dan mendaftar ke OJK.
Co-Founder dan COO Modalku Iwan Kurniawan mengatakan, jika banyak dari fintech asing yang masuk secara ilegal akan membahayakan industri fintech tanah air. Sebab risiko terjadinya fraud akan semakin besar jika banyak pemain yang tidak ikuti aturan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iwan menjelaskan, jika banyak pemain fintech lending yang tidak mengikuti aturan seperti menerapkan bunga yang terlalu tinggi, potensi pembayaran macet semakin besar. Ujungnya sulit mengembalikan dan ke penanam modal.
"Itu bisa buat industri fintechnya kena citra yang jelek juga," tambahnya.
Dia berharap masyarakat hati-hati dalam memilih fintech. Menurutnya fintech-fintech yang sudah terdaftar di OJK adalah pilihan yang paling bijak.
Iwan menjelaskan, masuknya fintech China ke banyak negara termasuk Indonesia lantaran masifnya perkembangan fintech di sana. Sayangnya perkembangannya dibiarkan begitu saja tanpa adanya regulasi.
"Di China saat puncaknya itu pemainnya ada 5 ribu pemain. Sementara di kita masih belum terlalu heboh," tambahnya.
Alhasil banyak terjadi fraud di China. Regulator China menerapkan kebijakan yang ketat. Mereka akhirnya mencari pasar baru termasuk Indonesia.











































