Direktur Utama Fintek Karya Nusantara Danu Wicaksana menjelaskan LinkAja saat ini sedang disiapkan untuk mengembangkan beberapa fitur tambahan yang bisa digunakan lintas negara.
Nantinya dengan layanan ini pengiriman uang antar negara di Asia bisa menjadi lebih mudah. "Kami memang berencana mengembangkan beberapa fitur tambahan jika mendapatkan izin dari Bank Indonesia (BI) seperti pengembangan dompet elektronik, cross border payment di beberapa negara di Asia dan juga penggunaan LinkAja di berbagai moda transportasi publik," imbuh Danu kepada detikFinance.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menambahkan untuk transportasi, LinkAja akan membidik pembayaran di jalan tol, kereta api, bus, LRT, MRT hingga pesawat. Selain itu LinkAja juga mencoba untuk memberikan penawaran yang berbeda dari pemain yang ada di pasar saat ini.
Jadi nantinya membayar ongkos transportasi bisa menggunakan LinkAja. Selain itu pembayaran di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) juga bisa menggunakan uang elektronik hasil patungan BUMN.
"Kami menggunakan beberapa teknologi terkini di dalam layanan ini, kami harapkan ini bisa membuat transaksi masyarakat menjadi nyaman, aman dan mudah. Selain itu hal ini juga akan memberikan benefit tambahan bagi partner kami seperti pengusaha SPBU, jalan tol dan operasi transportasi publik," jelas dia.
Untuk menjalankan rencana pembayaran ritel tersebut, Danu mengaku membutuhkan waktu yang berbeda untuk setiap mitra LinkAja yakni mulai dari 1-2 bulan. Dalam menjalankan LinkAja ada negara yang dicontoh olehnya yakni Cina, India dan Eropa.
"Yang pasti selain melakukan persiapan teknis, kami juga selalu berkoordinasi dengan regulator seperti Bank Indonesia untuk memastikan semua pengembangan fitur selalu memenuhi regulasi yang dimiliki bank sentral," jelas dia.
(dna/dna)