Ekonom Sebut Fintech Tak Akan Bertahan Lama, Kalau...

Ekonom Sebut Fintech Tak Akan Bertahan Lama, Kalau...

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Sabtu, 21 Des 2019 12:06 WIB
Foto: Tim Infografis Zaki Alfarabi
Jakarta - Di tengah kemajuan teknologi yang pesat, financial technology alias fintech muncul ke permukaan. Fintech menjadi alternatif baru masyarakat di sektor keuangan selain perbankan.

Bahkan, lembaga penelitian Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyatakan bahwa fintech telah menjadi sebuah euforia baru. Meski begitu, Indef menyoroti eksistensi fintech di masyarakat.

Dikutip detikcom, Sabtu (21/12/2019), dalam Catatan Akhir Tahun yang disusun tiga Ekonom Perempuan Indef Aviliani, Eisha Maghfiruha Rachbini dan Esther Sri Astuti, fintech disebut tidak akan bertahan lama kehadirannya apabila tidak memiliki ekosistem yang mendukung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perbankan memiliki regulasi yang ketat dengan modal besar, kemudian kelahiran financial technology atau fintech menciptakan euforia baru. Euforia fintech yang lahir secara masif belakangan ini tentu tidak akan bertahan lama jika tidak memiliki ekosistem pendukung," ungkap Indef seperti dikutip, Sabtu (21/12/2019).


Untuk membentuk ekosistem yang mendukung, Indef menilai perusahaan fintech harus berkolaborasi dan bukan malah bersaing dengan sektor perbankan. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan eksistensi fintech di tengah masyarakat.

"Fintech harus berkolaborasi dengan perbankan dan e-commerce sehingga dapat membentuk ekosistem yang memanjangkan umur fintech itu sendiri," kata Indef.

Pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), juga diminta membuat kebijakan yang bisa mendukung eksistensi fintech. "Selain itu, kebijakan BI dan OJK perlu diatur segera mungkin agar dapat memenuhi kebutuhan fintech di masa depan," sebut Indef.




(fdl/fdl)

Hide Ads