Bahkan, lembaga penelitian Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyatakan bahwa fintech telah menjadi sebuah euforia baru. Meski begitu, Indef menyoroti eksistensi fintech di masyarakat.
Dikutip detikcom, Sabtu (21/12/2019), dalam Catatan Akhir Tahun yang disusun tiga Ekonom Perempuan Indef Aviliani, Eisha Maghfiruha Rachbini dan Esther Sri Astuti, fintech disebut tidak akan bertahan lama kehadirannya apabila tidak memiliki ekosistem yang mendukung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk membentuk ekosistem yang mendukung, Indef menilai perusahaan fintech harus berkolaborasi dan bukan malah bersaing dengan sektor perbankan. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan eksistensi fintech di tengah masyarakat.
"Fintech harus berkolaborasi dengan perbankan dan e-commerce sehingga dapat membentuk ekosistem yang memanjangkan umur fintech itu sendiri," kata Indef.
Pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), juga diminta membuat kebijakan yang bisa mendukung eksistensi fintech. "Selain itu, kebijakan BI dan OJK perlu diatur segera mungkin agar dapat memenuhi kebutuhan fintech di masa depan," sebut Indef.
(fdl/fdl)