Dompet Digital OVO menjadi salah satu mitra pembayaran kartu pra kerja. Banyak yang menilai menjadi mitra kartu pra kerja bagaikan 'ketiban durian runtuh' karena terlibat dalam proyek yang besar. Apa kata bos OVO?
Presiden Direktur OVO, Karaniya Dharmasaputra mengatakan tidak mendapat bayaran dari menjadi mitra kartu pra kerja. Keterlibatannya ikut menjadi mitra kartu pra kerja karena ingin berkontribusi untuk Indonesia.
"Keterlibatan OVO dalam membantu program kartu pra kerja di COVID-19 ini sifatnya kami ingin berkontribusi dan ikut menyumbang. Jadi OVO tidak mendapatkan fee dalam menjalankan fungsi OVO untuk mendistribusikan dana insentif ke masyarakat yang diputuskan oleh komite pra kerja yang berhak menerima dana insentif," kata pria yang akrab disapa Kara melalui telekonferensi, Kamis (14/5/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ada dana mengendap sebelum insentif didistribusikan ke peserta pun Kara menyebut OVO tidak mendapat bunga Rp 1 sama sekali. Sehinga keterlibatannya menjadi mitra kartu pra kerja dinilai untuk 'menyumbang'.
"Peserta yang memilih OVO untuk menerima dana insentif itu OVO tidak mendapat bunga atas setiap dana rupiah yang mengendap sebelum dana itu kami distribusikan ke penerima. Kontribusi OVO (ke kartu pra kerja) tidak perlu kami sebutkan, tapi ini sifatnya kami memang memberikan sumbangan," ucapnya.
Telah banyak yang disumbangkan OVO ke mitra kartu pra kerja. Mulai dari menyalurkan karyawan yang khusus untuk mengurus kartu pra kerja, hingga mempromosikan kartu pra kerja secara gratis.
"Saat ini ada 6 engineer yang sejak awal ikut menyumbang tanpa pamrih, sifatnya betul-betul karyawan OVO yang mendapatkan upah dari OVO kita perbantukan untuk membangun dan terus me-maintain dari kartu pra kerja ini. OVO juga memberikan sumbangan secara cuma-cuma untuk media asset kami baik itu sosmed, termasuk billboard kami untuk mensosialisasikan program kartu pra kerja ini ke masyarakat," imbuhnya.
Kara menilai program andalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini sangat bagus karena pertama kalinya bantuan sosial (bansos) disalurkan dengan manfaatkan teknologi digital. Sehingga kemungkinan adanya 'bantuan yang disunat' karena banyak perantara sangat rendah.
"Ini penting untuk disosialisasikan, dengan adanya teknologi digital bisa memotong intermediary (perantara) program," ucapnya.
(fdl/fdl)