Fajar bercerita sejak medio 2015 memang dirinya sedang menyelami dunia mata uang kripto, Bitcoin salah satu pilihannya.
Hingga saat dia mau menikah dirinya ditantang oleh calon istrinya saat itu untuk menjadikan Bitcoin sebagai mahar pernikahan, mengingat nilainya yang cukup berharga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gayung bersambut, Fajar siap menerima tantangan itu. Kebetulan keluarga calon istrinya pun setuju. Jadi lah satu keping Bitcoin dijadikan mahar pernikahan.
"Jadi waktu itu aku nikah 2017 nih, saat itu aku mahar pakai 1 bitcoin. Ceritanya aku mau menikah 2017, basically aku main crypto dulu, mining dan trading juga. Waktu 2017 kan memang naik tuh, akhirnya istriku duluan dulu inisiatif, kenapa nggak maharnya Bitcoin aja sih? Aku setuju juga," kata Fajar.
Meski tergolong barang baru, Fajar bercerita tak banyak penolakan yang terjadi saat dia memilih Bitcoin sebagai mahar, dari keluarga maupun dari pihak KUA sebagai juru nikah. Hanya saja dia mengaku ada satu cerita lucu.
Saat menikah dia sempat ditegur oleh paman istrinya, dia bercerita paman istrinya menilai menjadikan Bitcoin sebagai mahar seperti membuat pernikahan menjadi main-main. Namun, pada akhirnya hal itu tak jadi masalah besar karena semua pihak menerima Bitcoin menjadi mahar.
"Ada juga cerita lucu. Kan mahar 1 BTC (Bitcoin), penolakan dari keluarga nggak ada, cuma ada kerabat istri, omnya itu bilang 'nikah itu bukan hal main-main ya ini hal serius, kan keluarga besar nggak ada yg tau apa itu bitcoin'. Setelah ramai, mereka baru sadar, oh gitu ya," tutur Fajar.
"Karena memang pemahaman orang soal kripto memang belum banyak mengerti, saya paham aja sabar jelasin," katanya.
(hal/fdl)