Setelah mencetak rekor terus menerus, harga Bitcoin akhirnya jatuh. Harga uang kripto yang paling populer ini turun 8% ke level US$ 53.000 per keping atau setara Rp 742 juta (Kurs Rp 14.000).
Penurunan harga ini pun menjadi rekor terburuk dalam rekam jejak harga Bitcoin dalam sebulan terakhir. Sebelumnya, Bitcoin sempat turun 7,5% ke US$ 53.177.
Mengutip Reuters, Senin (22/2/2021), harga Bitcoin sedang berada di puncak tertinggi yaitu US$ 58.254 per keping pada pekan kemarin. Hal tersebut juga memberikan keuntungan hampir 100% bagi para investornya. Kapitalisasi pasarnya tumbuh menjadi US$ 1 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aksi jual pada minggu ini adalah pelonggaran atas kegembiraan pada pekan lalu, serta pelepasan penjualan yang sangat dibutuhkan," kata Ross Middleton, salah satu pendiri DeversiFi.
Selain Bitcoin, mata uang digital lainnya yaitu Ethereum pun ikutan turun. Uang kripto pesaing Bitcoin ini turun 8,7% ke level US$ 1.765.
Perlu diketahui, melonjaknya harga Bitcoin yang lebih dari US$ 50.000 menandakan bahwa uang digital terpopuler di dunia ini mulai diterima oleh kalangan investor dan perusahaan jumbo dunia, seperti Tesla Inc, Mastercard Inc hingga BNY Mellon.
Lonjakan harga Bitcoin juga kadang-kadang dipicu oleh Bos Tesla, Elon Musk yang biasanya mencuit di akun Twitter pribadinya.
"Kami cenderung berpikir bahwa ada peluang bagus untuk minggu depan dan koreksi kecil datang dari sini, meskipun itu tidak banyak berpengaruh pada prospek jangka menengah yang membosankan," kata Joseph Edwards seorang pialang cryptocurrency di London dari Enigma Securities.
Lihat juga video 'Prediksi NTT: Nilai Tukar Bitcoin Turun, Cryptojacking Ditinggalkan':