Transaksi Pertama Bitcoin di Dunia Nyata: Beli Pizza!

Transaksi Pertama Bitcoin di Dunia Nyata: Beli Pizza!

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Minggu, 28 Feb 2021 12:00 WIB
VANCOUVER, BC - OCTOBER 29: Gabriel Scheare uses the worlds first bitcoin ATM on October 29, 2013 at Waves Coffee House in Vancouver, British Columbia. Scheare said he
Foto: Getty Images
Jakarta -

Bitcoin menjadi salah satu mata uang kripto paling populer di dunia. Tahun ke tahun, harga Bitcoin terus berkilau. Bitcoin sendiri merupakan aset mata uang yang berbentuk digital, tanpa memiliki bentuk fisik.

Bitcoin juga sempat digunakan sebagai transaksi di dunia nyata juga. Siapa yang memulainya?

Dari catatan detikcom, seorang programmer bernama Laszlo Hanyecz membuat sejarah setelah dirinya melakukan kegiatan yang dipercaya banyak orang sebagai pembelian pertama menggunakan Bitcoin. Laszlo menggunakan Bitcoin untuk membeli Pizza.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ceritanya pada saat itu, Laszlo menawarkan 10.000 keping Bitcoin miliknya secara online bagi siapapun yang dapat membelikannya dua buah pizza.

Gayung bersambut, tawaran tersebut diterima oleh rekannya sesama programmer di London, Inggris. Kemudian, rekannya itu menelepon outlet penjual pizza dekat tempat tinggal Laszlo di Jacksonville, Florida, Amerika Serikat.

ADVERTISEMENT

Rekannya itu membayar Pizza menggunakan kartu kredit miliknya. Lalu, Laszlo mengirim 10.000 Bitcoin kepada rekannya itu, dengan disusul kedatangan dua pizza hangat yang diinginkannya.

Tidak seperti sekarang, pada saat itu, Bitcoin memang terbilang masih sangat kecil nilainya. Kini Bitcoin harganya berada di kisaran Rp 600 jutaan per keping.

Namun, waktu transaksi pizza itu dilakukan, Bitcoin harganya masih cuma US$ 0,008 per keping, kalau dikalikan dengan rata-rata kurs dolar terkini jumlah itu setara dengan Rp 112 per keping Bitcoin.

Bukan cuma Laszlo saja, tahun lalu sebuah keluarga dari Belanda mengaku baru saja melakukan perjalanan keliling dunia dengan bermodalkan Bitcoin. Mereka adalah keluarga Taihuttu, yang menceritakan telah keliling 40 negara di dunia sejak 2017 dengan bermodalkan Bitcoin.

Keluarga ini menggunakan campervan atau mobil van untuk keliling di berbagai negara. Dikutip dari CNBC, selama empat tahun berkeliling, keluarga itu hidup dengan Bitcoin.

Mereka telah melikuidasi aset mereka, dari akun pensiun, mobil, hingga pakaian dan mainan mereka ke Bitcoin pada 2017 silam. Saat itu harga bitcoin senilai US$ 900 per koin.

Selama perjalanan mereka memang bertekad tidak menggunakan layanan keuangan tunai dan lainnya selain Bitcoin. Untuk beberapa transaksi yang tidak bisa menggunakan Bitcoin, mereka akan memasang dompet Bitcoin di ponsel dan menukar Bitcoin dengan uang tunai.

"Kami menunggu sampai kami menemukan seseorang yang mau menerima bitcoin," kata kepala keluarga, Didi Taihuttu.

Beberapa transaksi mereka lakukan melalui kombinasi barter, tawar-menawar, kartu debit Bitcoin, dan meyakinkan vendor untuk menerima mata uang kripto. Keluarga satu ini telah berhasil melintasi sebagian besar Eropa, Asia, dan Oseania.

Dalam perjalanan mereka ada dua tempat yang sepenuhnya menggunakan bitcoin yakni ibu kota Slovenia, Ljubljana, dan desa kecil di Italia bernama Rovereto. Di Ljubljana, mereka membayar perbaikan mobil hingga tiket bioskop dengan Bitcoin.

Tonton juga Video: Membaca Dampak yang Timbul Usai Elon Musk Investasi ke Bitcoin

[Gambas:Video 20detik]



Sementara itu di Rovereto keluarga ini membeli sepeda motor, membayar pajak, bahkan memotong rambut menggunakan Bitcoin.

Bukan cuma di luar negeri, di Indonesia Bitcoin pun sudah dipandang menjadi aset yang berharga. Buktinya sempat jadi mahar pernikahan di medio 2017 yang lalu.

Kepada detikcom, Fajar bercerita sejak tahun 2015 memang dirinya sedang menyelami dunia mata uang kripto, Bitcoin salah satu pilihannya.

Hingga saat dia mau menikah, dirinya ditantang oleh calon istrinya saat itu untuk menjadikan Bitcoin sebagai mahar pernikahan, mengingat nilainya yang cukup berharga.

Gayung bersambut, Fajar siap menerima tantangan itu. Kebetulan keluarga calon istrinya pun setuju. Jadi lah satu keping Bitcoin dijadikan mahar pernikahan.

"Jadi waktu itu aku nikah 2017 nih, saat itu aku mahar pakai 1 bitcoin. Ceritanya aku mau menikah 2017, basically aku main crypto dulu, mining dan trading juga. Waktu 2017 kan memang naik tuh, akhirnya istriku duluan dulu inisiatif, kenapa nggak maharnya Bitcoin aja sih? Aku setuju juga," kata Fajar membuka kisahnya kepada detikcom, Senin (22/2/2021).

Fajar bercerita saat itu, dia membeli Bitcoin untuk dijadikan mahar pernikahan pada Oktober 2017, saat itu dia mengaku membelinya seharga Rp 30 juta per keping. Dia membelinya di sebuah startup exchange Bitcoin bernama Luno.

Uniknya, di hari pernikahannya pada bulan November, satu keping Bitcoin yang jadi mahar itu naik harganya menyentuh Rp 90 juta per keping.

"Waktu itu aku beli 1 Bitcoin itu di harga Rp 30 juta, sebelum Oktober 2017. Waktu aku nikah, naik itu harganya dari Rp 30 juta jadi Rp 90 juta," cerita Fajar.


Hide Ads