Merger OVO-DANA di Depan Mata, Siapa Diuntungkan?

Merger OVO-DANA di Depan Mata, Siapa Diuntungkan?

Soraya Novika - detikFinance
Senin, 19 Apr 2021 19:12 WIB
ovo
Foto: ovo
Jakarta -

Peluang mergernya dua dompet digital terbesar di Indonesia, OVO dan DANA semakin terbuka lebar. Lantaran, baru-baru ini Grab Holdings Inc. diketahui baru saja memborong saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek) lewat H Holding Inc, hingga sebesar 4,6% atau dengan nilai mencapai Rp 4 triliun.

Sebagai latar belakang, saat ini Emtek masih merupakan pemegang saham DANA. Sedangkan, Grab merupakan pemegang saham OVO. Merger kedua dompet digital itu diyakini terwujud sebab keduanya punya pesaing yang sama yaitu Gopay dari Gojek dan LinkAja dari perusahaan BUMN.

Di sisi lain, Gojek yang merupakan saingan Grab kini tengah merambah juga ke dunia e-commerce lewat merger dengan Tokopedia. Biar tak ketinggalan, Grab lama kelamaan diyakini pasti akan terdorong masuk ke sana dengan melakukan merger bersama Bukalapak yang sebagian sahamnya juga dipegang oleh Emtek. Apalagi, fitur dompet digital utama di Bukalapak sendiri adalah DANA. Bila ingin memperluas pangsa pasarnya di dompet digital, merger dengan Bukalapak berpotensi terwujud sekaligus merger OVO dan DANA tadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, bila hal itu benar-benar dilaksanakan kedua perusahaan, maka bukan tidak mungkin kedua dompet digital tadi menjadi nomer 1 di Indonesia.

"Kalau dilihat pangsa pasarnya sih OVO itu terbesar nomor 1, DANA itu nomor 4, dia kalau gabung otomatis jadi nomor 1, kedua Gopay, ketiga ShopeePay," ujar Pengamat Ekonomi Digital dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda kepada detikcom, Senin (19/4/2021).

ADVERTISEMENT

Alasannya posisi OVO saat ini diuntungkan oleh adanya ekosistem Grab yang penggunanya paling banyak ketimbang Gojek. Aplikasi Grab tercatat telah diunduh oleh lebih dari 100 juta pengguna smartphone, sedangkan Gojek sebanyak 50 juta pengguna. Sedangkan DANA, paling banyak penggunanya berasal dari pelanggan Bukalapak.

"Yang menjadikan OVO kuat itu karena mereka cemplung di ekosistem Grab, itu tidak bisa dipungkiri, kalau tidak ada Grab ya OVO biasa aja, jadi e-wallet seperti biasa, nah ekosistem di Grab itu besar," katanya.

Bila dibandingkan, siapa yang paling diuntungkan dari merger kedua dompet digital itu, tentu DANA jadi yang paling diuntungkan. Namun, OVO juga diuntungkan. Dengan begitu, pangsa pasar OVO bisa lebih luas lagi hingga merembet ke e-commerce.

Namun, pada dasarnya OVO dan DANA sama-sama diuntungkan karena karakteristik pelanggan saat ini lebih cenderung memilih platform yang paling komplit dan efisien dibanding yang lainnya.

"Untuk ekonomi digital itu yang paling terdepan itu platform yang bisa menyediakan ekosistem paling komplit," imbuhnya.

(eds/eds)

Hide Ads