Akan tetapi, dapatkah perusahaan raksasa memperbolehkan transaksi dengan uang kripto? Jawabannya mungkin tidak.
"Agar uang kripto tersebar luas dan tertanam, beberapa stabilitas diperlukan," kata analis tematik di GlobalData, Danyaal Rashid.
"Hal ini tentunya terjadi jika orang berharap untuk melakukan pembayaran dengan kripto. Jika kita mengantisipasi perubahan harga minggu ke minggu hingga 20%, pembayaran menjadi tidak layak," tambah Rashid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi tidak heran jika CEO Colgate-Palmoliv (CL) Noel Wallace secara tegas berkata tidak, ketika ditanya apakah perusahaannya memiliki rencana untuk menggunakan Bitcoin untuk setiap transaksi bisnis mereka.
Demikian juga, saingan Tesla, Volkswagen (VLKAF) juga tidak bullish pada Bitcoin. Kepala keuangan VW Arno Antlitz mengatakan bahwa perusahaannya saat ini tidak memiliki rencana untuk menggunakan dan berinvestasi pada uang kripto.
Baca juga: Gagal Cuan, Uang Kripto Semua Rontok! |
Meski begitu, ada minat terhadap kripto di sisi investor. Dan banyak dari itu, baik atau buruk, mungkin karena terpengaruh Elon Musk.
"Ini adalah fenomena aneh ketika komite risiko Anda harus membahas SNL dengan serius. Tapi saya pikir itu membantu membawa lebih banyak investor ke dalam keributan," kata Michael Kamerman, CEO Skilling, sebuah perusahaan pialang ritel yang berfokus pada cryptocurrency.
Kamerman mengatakan dia berpikir bahwa pada akhirnya akan ada guncangan di pasar uang kripto. Jumlah mereka terlalu banyak sekarang.
Sama seperti saham Amazon (AMZN) jatuh ketika gelembung dot.com meledak lebih dari dua puluh tahun yang lalu sebelum akhirnya rebound, hal yang sama dapat terjadi dengan Bitcoin dan kripto terkemuka lainnya.
"Debu harus mengendap, tapi kami sedang mencari sesuatu dengan kripto yang mirip dengan akhir 1990-an dan e-commerce," kata Kamerman.
(ara/ara)