China telah cukup lama menjadi rumah bagi lebih dari separuh penambang bitcoin dunia. Sebelumnya diperkirakan bahwa 65% hingga 75% penambangan bitcoin dunia terjadi di China.
Melansir dari CNBC, Rabu (16/6/2021), sebagian besar penambangan ini terjadi di empat provinsi Tiongkok, yakni: Xinjiang, Mongolia Dalam, Sichuan, dan Yunnan. Pembangkit listrik tenaga air Sichuan dan Yunnan menjadikannya kiblat energi terbarukan, sementara Xinjiang dan Mongolia Dalam adalah rumah bagi banyak pembangkit listrik tenaga batu bara China.
Namun saat ini pemerintah China yang berpusat di Beijing ingin segera 'mengusir' para penambang bitcoin dari negara mereka secepatnya. Pada bulan Mei lalu pemerintah China menyerukan tindakan keras terhadap penambangan dan perdagangan bitcoin. Hal ini memicu apa yang disebut sebagai 'migrasi' penambangan yang hebat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses penambangan bitcoin sendiri memerlukan sumber energi yang cukup intensif guna menghasilkan koin baru dan menyimpan log semua transaksi token digital yang ada. Karena penambangan dalam skala besar bersaing dalam industri dengan margin rendah, di mana satu-satunya variabel biaya terbesar mereka adalah energi, tentu mereka berencana untuk bermigrasi ke sumber daya termurah di dunia.
Hal ini menjadikan Texas yang sering kali memiliki harga energi terendah di dunia dapat menjadi pilihan yang cukup menjanjikan bagi para penambang untuk bermigrasi.
Didar Bekbauov menjalankan Xive, sebuah perusahaan yang menyediakan layanan hosting untuk penambang internasional. Xive juga menjual peralatan khusus yang dibutuhkan untuk pertambangan.
"Texas tidak hanya memiliki listrik termurah di AS tetapi termasuk yang termurah di dunia," kata Didar Bekbauov, seorang pengusahan yang menyediakan layanan hosting untuk penambang internasional.
"Juga sangat mudah untuk memulai perusahaan pertambangan. Jika Anda memiliki US$ 30 juta, US$ 40 juta, Anda bisa menjadi penambang utama di Amerika Serikat," Jelasnya lagi