Menurutnya, di awal pandemi menyerang medio 2020 lalu sektor pinjol juga mengalami kontraksi. Masyarakat tak banyak yang mau meminjam uang. Meski begitu, di akhir tahun permintaan pinjaman mulai mengalami kenaikan.
"Kami lihat baru sejak Oktober-November sudah kembali ke level sebelumnya, di tahun ini pun sudah kembali ke level normal. Kalau di 2020 itu berhasil salurkan Rp 73 triliun," kata Rina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Rina, sejauh ini penyebaran nasabah pinjol masih kebanyakan berada di kota besar. Konsentrasi pengguna pinjol masih berada di sekitar Pulau Jawa.
"Kembali ke nature-nya ya. Kan ini digital, secara infrastruktur, edukasi, dan tech savy, memang masih banyak menyebar di kota besar. Konsentrasi di Jawa, tapi di luar Jawa juga sudah mulai, hanya kota besar tapi," ungkap Rina.
(hal/fdl)