Kabar El Salvador melegalkan Bitcoin sebagai alat pembayaran sah masih hangat di telinga. Tak cukup sampai di situ, mereka juga kini mulai menambang mata uang kripto itu dengan menggunakan energi geothermal yang bersumber dari gunung berapi.
Presiden Nayib Bukele dalam tweetnya menunjukkan video kontainer yang penuh dengan mesin penambangan Bitcoin. Selain itu, dalam video juga memperlihatkan ada beberapa pabrik energi yang berada di dekat kawasan gunung berapi negara itu.
"Langkah pertama," tulis sang presiden di video yang telah disaksikan jutaan kali itu, dikutip dari CNBC, Minggu (3/10/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, mereka sudah berhasil menambah Bitcoin walau nilainya masih sangat kecil yaitu 0,00599179, sekitar US$ 269 atau setara dengan Rp 3,8 juta (kurs dolar Rp 14.271). Untuk saat ini, memang penambangan tersebut masih berada di tahap awal.
Penambangan Bitcoin sendiri kerap menjadi sasaran kritikan para pecinta lingkungan karena boros listrik dan pada gilirannya, boros sumber daya seperti batu bara. Hal ini dikhawatirkan akan berdampak buruk pada masa depan Bumi, apalagi di tengah ancaman perubahan iklim.
Maka energi terbarukan dari gunung berapi mungkin bisa jadi solusinya karena dipandang bersih untuk menambang Bitcoin.
"Insinyur kami baru saja menginformasikan bahwa mereka menggali fasilitas baru yang akan menyediakan sekitar 95MW energi geothermal yang 100% bersin dan nol emisi dari gunung berapi kami," klaim sang Presiden pada Juni lalu.
Baca juga: Binance Gaet Mantan Agen Khusus AS |
Dengan maraknya razia pertambangan Bitcoin di China baru-baru ini, maka para penambang mungkin akan melirik negara lain. Disahkannya Bitcoin sebagai alat bayar sekaligus proses penambangan yang bersih akan membuat El Salvador menjadi salah satu negara tujuan.
Negara seperti Islandia juga sudah mulai menjadi lokasi populer penambangan Bitcoin. Sama seperti El Salvador, Islandia kaya akan energi geothermal dari gunung berapi yang banyak dimiliki negara itu.
(dna/dna)