Marak Kripto 'Made In Indonesia', Bangga atau Bahaya?

Marak Kripto 'Made In Indonesia', Bangga atau Bahaya?

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 04 Nov 2021 08:30 WIB

Sementara dalam kesempatan yang sama CEO IDM Co-op MC Basyar menerangkan, secara sederhana IDM memang menargetkan bisa berkembang secara global dan ujungnya bisa membiayai super apps.

Namun untuk saat ini pihaknya akan lebih fokus bagaimana token IDM bisa diterima di negeri sendiri. Tujuannya agar uang yang berputar di aset kripto lokal ini tetap ada di dalam Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini mengenai permintaan banyaknya komunitas, ayo dong produk lokal ini dibelinya di lokal dulu sebelum ke luar. Supaya uangnya orang Indonesia ada di dalam Indonesia. Bahkan uangnya asing adanya di Indonesia," tuturnya.

Basyar mengaku, IDM sudah mendapatkan beberapa penawaran dari platform trading atau exchange kripto global seperti Hotbit dan Coinsbit. Bahkan IDM sudah lolos audit dari CertiK yang merupakan auditor ternama global untuk menguji smart contract dari token atau koin kripto.

ADVERTISEMENT

"Tapi aku tetap tunggu, aku berharap ada keberpihakan dari exchanger di Indonesia untuk cobalah produk-produk lokal ini dilihat, diperhatikan, karena biar bagaimanapun developer jatuhnya produsen," tegasnya.


(das/eds)

Hide Ads