NFT atau Non Fungible Token sudah semakin diminati masyarakat. Ada yang berperan sebagai creator (pembuat sekaligus penjual karya digital), investor, kolektor, dan trader atau orang yang membeli dan menjualnya kembali.
NFT merupakan teknologi dalam blockchain di mana aset-aset atau karya-karya digital disertifikasi dan tidak bisa direplikasi serta bisa diperjualbelikan. Di balik kemajuan teknologi tersebut, tetap ada ancaman penipuan seperti yang terjadi pada seorang kolektor seni asal Inggris pada September lalu.
Pria anonim tersebut tertipu dengan karya digital atau NFT Banksy dengan nilai US$ 335 ribu atau hampir Rp 4,8 miliar. Kendati demikian, ia berhasil mendapatkan kembali semua uangnya kecuali biaya transaksi sebesar Rp 98 juta.
Founder Indonesian NFT, Budi Santosa pun menanggapi kasus tersebut. Dia mengatakan, kewaspadaan akan penipuan di NFT harus menjadi perhatian utama. Ada cara agar tidak menjadi korban penipuan dengan memperhatikan sumber dan akun resmi penjual.
"Kewaspadaan itu adalah hal yang harus banget jadi prinsip utama ketika kita ada di NFT, khususnya kalau kita mau beli," kata Budi dalam d'Mentor, Rabu (24/11/2021)
"Nah cara kita biar nggak tertipu harus beli dari source yang asli. Jadi jangan tergiur dengan harga murah ternyata itu adalah palsu. Kita bisa masuk ke link-link official dari artis atau project tertentu pasti mereka akan selalu infokan," sambungnya.
Dia juga mengatakan, kasus penipuan di NFT ini marak terjadi. Bagaimana tidak, semua orang dapat mengunggah apa saja ke marketplace NFT. "Karena banyak sekali penipuan, bayangkan semua orang bisa upload karya yang dia googling, dia searching di mana," tuturnya.
Oleh sebab itu, kata dia, selain membeli dalam akun resmi, kolektor seni juga disarankan untuk masuk dalam komunitas serta tidak asal-asalan dalam memilih karya digital atau NFT. Dengan bergabung ke komunitas pegiat NFT, biasanya akan mendapatkan informasi mengenai aset asli dan tidak.
"Jadi kita sendiri harus riset, dan (kalau) masuk komunitas lebih bagus. Kita harus pastikan ngambil source dari officialnya, itu yang harus kita waspadai. Jadi kalau kita asal (pilih) possible banget buat kita ketipu," pungkasnya.
(ara/ara)