Begini Cara Bikin Orang RI Supaya Nggak Terjebak Investasi Bodong

Begini Cara Bikin Orang RI Supaya Nggak Terjebak Investasi Bodong

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 15 Des 2021 17:08 WIB
Ilustrasi Gedung Djuanda I dan Gedung Soemitro Djojohadikusumo
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Literasi keuangan masyarakat Indonesia saat ini masih tercatat di bawah 50% yaitu di level 38%. Dari data Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) 2021-2025 disebutkan salah satu visinya adalah meningkatkan literasi masyarakat Indonesia, yaitu dengan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan yang tepat.

Hal ini karena literasi keuangan adalah kunci untuk masyarakat Indonesia mencapai kesejahteraan keuangan yang berkelanjutan dan terhindar dari risiko kerugian finansial. Namun, hanya terdapat 13 provinsi yang memiliki indeks rata-rata nasional.

Sehingga, upaya dalam memberikan edukasi penting untuk terus digiatkan oleh berbagai pemangku jasa dan lembaga keuangan, terutama kepada masyarakat dengan angka literasi dan inklusi yang rendah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"OJK turut membangun dan meningkatkan aliansi strategis dalam pelaksanaan program literasi dan edukasi keuangan karena selain mengawasi dan mengatur keuangan, kami juga memiliki tugas untuk melindungi para konsumen jasa keuangan dan masyarakat Indonesia," ujar Deputi Direktur Literasi dan Informasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Yulianta, Rabu (15/12/2021).

Dia mengungkapkan dalam pelaksanaan program peningkatan literasi keuangan, OJK menggunakan pendekatan sasaran. Kelompok-kelompok yang disasar sangat beragam, termasuk UMKM, pelajar, mahasiswa, pemuda, perempuan dan juga teman-teman kita yang difabel. Ini dimaksudkan agar akses dan literasi keuangan menjadi sesuatu yang inklusif. Selain itu, OJK juga menggunakan pendekatan metode pelaksanaan secara online dan offline agar jangkauannya semakin luas.

ADVERTISEMENT

Saat ini, OJK juga telah memiliki strategi digitalisasi edukasi keuangan dan strategi penguatan kebijakan edukasi keuangan. Telah bekerjasama dengan 43 stasiun radio di 35 kota, dan menggunakan influencer/public figure untuk menjangkau lebih banyak masyarakat. Selain itu, OJK turut membuat beberapa materi atau buku panduan literasi keuangan formal dan non-formal yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat berdasarkan kebutuhan.

Sejalan dengan upaya literasi yang dilakukan OJK, selama tahun 2021 Bibit telah melaksanakan lebih dari 80 sesi edukasi publik dengan menyasar berbagai kelompok masyarakat. Hal ini dilakukan untuk terus mengingatkan pengguna dan masyarakat akan pentingnya berinvestasi di platform atau produk yang telah mendapatkan lisensi dari OJK, sehingga semua orang berkesempatan untuk berinvestasi dengan cara-cara yang benar dan membangun masa depan keuangan yang lebih baik.

Lanjut ke halaman berikutnya

Lead PR & Communication Bibit.id Willia mengapresiasi OJK, teman-teman akademisi dan para praktisi yang selalu berjalan bersama kami dalam mengedukasi masyarakat Indonesia agar bisa berinvestasi dengan benar.

"Jerat dan godaan investasi bodong yang selalu mengiming-imingi masyarakat serta memberikan jalan pintas menuju kekayaan adalah sesuatu yang perlu kita lawan bersama. Jangan sampai lebih banyak lagi masyarakat yang menjadi korban," jelas dia.

Selain itu, masyarakat juga perlu diingatkan untuk konsisten dalam berinvestasi. "Di Bibit, kami juga menyediakan fitur Nabung Rutin agar para pengguna tidak lupa berinvestasi secara konsisten pada tanggal-tanggal yang telah mereka tentukan," tambah William.

Investasi saat ini telah bertumbuh seiring dengan perkembangan teknologi yang ada. Dengan modal yang kecil dan teknologi yang mumpuni, sekarang semua orang dapat berinvestasi dengan cara yang mudah dan aman.

Menurut paparan dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung Oktofa Yudha Sudrajad, Ph.D., investasi dianggap penting untuk dilakukan guna melawan inflasi yang tidak dapat dihindari. Dengan melakukan investasi sedini mungkin, kemungkinan untuk mencapai sasaran hidup juga dapat terealisasi lebih cepat. "Sehingga, memberikan pemahaman secara komprehensif di berbagai kelas aset investasi dan risikonya wajib dilakukan oleh universitas, dalam rangka meningkatkan literasi keuangan mahasiswanya," jelas dia.

Dia menjelaskan di Universitas sudah terdapat program studi Keuangan dengan berbagai mata kuliah yang relevan dengan pasar modal dan wealth management. "Selain itu, kami juga melakukan kerjasama institusi, misalnya dengan Bank Indonesia, OJK dan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah. Kerjasama ini diperlukan karena meningkatkan literasi keuangan merupakan pekerjaan rumah kita bersama, baik itu regulator, akademisi maupun pelaku industri," tutup Oktofa.



Simak Video "Video: Bareskrim Bongkar Penipuan Berkedok Investasi Kripto Internasional"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads