Jadi Unicorn ke-7 di Indonesia, Startup Ini Hanya Butuh Waktu 2,5 Tahun

Year In Review 2021

Jadi Unicorn ke-7 di Indonesia, Startup Ini Hanya Butuh Waktu 2,5 Tahun

Nada Zeitalini Arani - detikFinance
Rabu, 29 Des 2021 09:56 WIB
Ajaib
Foto: Ajaib
Jakarta -

Masa pandemi COVID-19 membuat banyak perubahan dalam hidup setiap orang. Misalnya perubahan perilaku serba digital hingga menyadari pentingnya investasi. Hal ini hadir karena pandemi membawa situasi yang tidak bisa terkontrol setiap saat.

Generasi milenial kini sudah mulai sadar pentingnya investasi untuk masa mendatang. Terlebih dengan kemudahan investasi yang kini tersedia secara digital. Hadirnya startup financial technology (fintech) sukses menarik minat generasi muda berinvestasi dengan mudah di mana pun dan kapan pun

Berbagai jajaran startup di Indonesia juga sudah mulai menunjukkan kesuksesan menjadi startup unicorn atau perusahaan rintisan dengan nilai kapitalisasi lebih dari $1 miliar. Tentunya menjadi startup unicorn tak semudah yang dibayangkan. Berbagai startup di Indonesia membutuhkan waktu tidak sebentar untuk bisa dikategorikan unicorn.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu dari 7 startup unicorn di Indonesia adalah aplikasi investasi Ajaib. Perjalanan Ajaib menjadi unicron ke-7 di Indonesia didapatkan dalam waktu 2,5 tahun sejak berdiri. Hal ini membuatnya diklaim startup tercepat menjadi unicorn di ASEAN.

Ajaib didirikan pada tahun 2019 oleh Anderson Sumarli dan Yaya Piyajomkwan yang bertemu saat bersama menyelesaikan studi master di Stanford Graduate School of Business. Mereka kemudian menciptakan aplikasi Ajaib sebagai layanan jual/beli saham dan reksa dana secara online.

ADVERTISEMENT

Dalam perjalanannya Ajaib berhasil mengakuisisi saham PT Bank Bumi Arta Tbk. Kemudian dalam gebrakan Ajaib sukses menjadi startup unicorn ke-7 di Indonesia setelah mendapatkan pendanaan seri B senilai US$ 153 juta atau setara Rp 2,18 triliun (kurs Rp 14.248).

Pendanaan tersebut diberikan oleh DST Global, Alpha JWC, Ribbit Capital, Horizons Ventures, Insignia Ventures, dan Softbank Ventures Asia. Seperti diketahui DST Global dan Rabbit Capital merupakan investor besar yang juga menyuntikkan dana pada Robinhood yang merupakan fintech investasi saham di Amerika Serikat (AS).

Co-Founder sekaligus CEO Ajaib Group, Anderson Sumarli mengatakan Ajaib akan menggunakan pendanaan untuk merekrut secara besar-besaran talenta terbaik dan melakukan kampanye edukasi untuk menciptakan lebih banyak investor pemula.

"Misi kami adalah untuk menyambut investor baru ke layanan keuangan modern. Indonesia masih memiliki penetrasi investor saham sebesar 2%. Dan perjalanan kami masih panjang untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia," ujar Anderson dalam keterangannya, Jumat (17/12/2021) lalu.

AjaibAjaib Foto: Ajaib

Dengan suntikan dana sebesar Rp 2,18 triliun, maka total pendanaan yang telah dikantongi Ajaib menjadi US$ 234 juta pada tahun 2021. Ajaib juga saat ini telah memiliki lebih dari satu juta investor ritel saham. Ini menjadi momen untuk membangun kekuatan investor generasi muda Indonesia di masa mendatang.

Ajaib menjadi startup fintech unicorn pertama di Asia Tenggara. Dalam pencapaiannya, perusahaan rintisan fintech asal Indonesia ini pun berkomitmen akan terus memberikan edukasi keuangan. Terutama dalam bidang investasi melalui Program Generasi Saham yang telah dilakukan bersama BEI di berbagai daerah dengan literasi keuangan rendah.

Sebagai salah satu startup fintech investasi saham dan reksa dana, Ajaib juga memberikan kemudahan limit investasi. Para investor muda dan pemula bisa mulai berinvestasi dari Rp 1 saja. Kemudahan investasi juga dimiliki pada aplikasi dan fitur lengkap yang bisa digunakan kapan pun serta di mana pun.




(ega/ara)

Hide Ads