Industri seni di Bali kini tengah berevolusi dengan hadirnya Whoafrank.com yang mewadahi penjualan karya seniman-seniman di Pulau Dewata menggunakan aplikasi digital.
Whoafrank memfasilitasi penjualan karya seniman baik untuk karya dalam bentuk analog maupun digital menggunakan Non-Fungible Token (NFT). Sekitar 20 orang seniman lukis hingga fotografi asal Bali pada saat ini sudah bergabung memamerkan hasil karyanya di aplikasi tersebut.
Founder WHOAFRANK, Franklin Firdaus, mengatakan jumlah seniman akan kemungkinan bertambah karena saat ini masih tahap awal pengembangan.
Dia menegaskan platform yang diluncurkan di Nusa Dua ini ditujukan bagi seniman baru maupun lama yang tertarik untuk memasarkan hasil karya mereka menggunakan jalur digitalisasi.
Menurutnya, era pandemi merupakan waktu tepat bagi seniman memanfaatkan jalur digital agar karya-karya mereka tetap mendapatkan apresiasi dari penikmat seni.
"Ini platform untuk seniman baru maupaun lama yang tertarik. Mereka punya kesempatan yang sama, sekaligus kami ingin melihat strong points apa atau dari angle apa agar pecinta seni dapat menikmati. Intinya kami persilahkan semua bergabung," tuturnya, Sabtu (1/1/2022).
Dia menjelaskan platform digital diadopsi karena pada saat pandemi banyak yang kesusahan tidak saja memamerkan hasil karya tetapi juga untuk naik kelas sangat susah. Seni merupakan sebuah karya yang seharusnya tetap dapat dinikmati di era pandemi seperti sekarang karena sangat personal.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
(dna/dna)