.webp)
Binomo dan broker binary option lainnya sudah bolak-balik masuk daftar ilegal di Indonesia. Bahkan sudah bertahun-tahun yang lalu informasi tentang Binomo ilegal ramai diberitakan.
Anehnya hingga saat ini Binomo dan kawan-kawan masih terus muncul. Ironisnya lagi, penggunanya makin banyak dan kini yang mengaku rugi mulai berteriak.
Pernyataannya adalah, mengapa Binomo cs yang sudah bolak-balik diberitakan ilegal dan dicap judi, tapi masih berhasil menggaet masyarakat Indonesia?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Pakar Bisnis, Profesor Rhenald Kasali, warga Indonesia memang masih banyak yang mudah tergiur dari janji-janji investasi yang memberikan keuntungan besar. Padahal seiring dengan potensi keuntungan besar pasti diikuti risiko yang juga besar.
"Bukan hanya terkait dengan Binomo, terkait dengan hampir semua yang menggiurkan, uang atau menjanjikan ada kecenderungan orang kita kalau sudah lihat yang dijanjikan itu besar, manis, caranya mudah. Mereka gagal melihat resiko. Resikonya itu tidak terlatih, mungkin sejak kecil itu tidak terlatih untuk membaca resiko," jelas Rhenald saat dihubungi detikcom, Jumat (4/2/2022).
Baca juga: Cara Kerja Binomo yang Mirip Kasino Online |
Tapi nyatanya binary option lebih mirip judi ketimbang trading, apalagi investasi. Karena yang dilakukan pengguna hanya menebak saja, harga aset yang dipilih akan naik atau turun.
Rhenald melanjutkan, ada 2 kategori masyarakat di Indonesia. Pertama, kelompok yang hanya fokus risiko dan menutup mata untuk peluang. Kedua, sebaliknya mudah tergiur dari janji-janji keuntungan dan mengesampingkan risikonya.
"Jadi ada 2 kelompok manusia yang seperti itu di Indonesia. Jadi ada yang melihat resiko sehingga dia menghindari, dan yang kedua kalau melihat uang dia kejar kesana sampai bisa jual rumah, cari pinjol dan invest di situ. Karena dia hanya fokus pada salah satu, yaitu pendapatannya yang dipikir besar," tambahnya.
Menurut Rhenald kejadian yang mirip-mirip dengan Binomo cs sebenarnya sudah sering terjadi di Indonesia. Banyak kasus-kasus investasi bodong yang korbannya dijerat dengan janji-janji manis keuntungan yang tinggi.
"Dari sebelum ini, ada koperasi langit biru yang menawarkan daging itu Rp 6,6 triliun, ada kira-kira 5 tahun yang lalu," kata Rhenald.
(das/das)
