Seluk beluk bagaimana menghasilkan uang dari Non Fungible Token (NFT) dengan baik dan benar masih jadi polemik di masyarakat. Bahkan masih banyak masyarakat RI yang salah kaprah soal NFT.
Stefany Zefanya, merupakan salah satu NFT Artist yang sudah mendulang cuan dari pasar NFT. Menurutnya NFT bisa saja menjadi sumber penghasilan bagi seluruh masyarakat terutama para seniman yang ingin menghasilkan uang dari karya seni yang dibuatnya.
Sayangnya masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengerti betul soal NFT. Meski begitu, menurut Stefany itu merupakan hal yang wajar, mengingat masuknya NFT di Indonesia juga masih seumur jagung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"NFT juga masih pagi, masih dini jadi memang perlu ada edukasi-edukasi yang perlu dipahami juga. Apalagi ketika ada Ghozali, seenggaknya orang-orang akhirnya jadi tau ada Web 3.0 dan NFT itu sendiri," ujar Stefany dalam acara d'Xpertise dari detikcom hari ini Selasa (8/3/2022).
Stefany mengungkap masih perlu ada tambahan edukasi soal NFT sebenarnya itu apa. Sebab menurutnya masih banyak yang mengartikan bahwa NFT hanya khusus untuk karya seni digital saja.
"NFT memang all about art, tapi sebenarnya apa saja bisa menjadi aset digital di NFT," katanya.
Dia menjelaskan, NFT sendiri merupakan aset digital yang sudah masuk ke dalam teknologi blockchain, sehingga tidak bisa diedit ataupun dihapus. Konsep dasar tersebut menurutnya perlu diketahui terlebih dahulu agar paham pertanggung jawabannya.
"NFT kan memang artinya aset-aset digital yang sudah masuk NFT ini yang sudah masuk ke blockchain tidak bisa diedit atau hapus. Makanya saya selalu bilang untuk orang yang akan masuk ke NFT atau tertarik dengan NFT tahu konsep dan tanggung jawab ketika masuk ke NFT," jelasnya.
Stefany memberikan contoh dari fenomena Ghozali, pria yang selfie setiap hari itu tentu paham ada tanggung jawab ketika foto-foto pribadinya dimasukkan ke sistem blockchain yang sudah tidak bisa dihapus.
"Itu artinya ada resiko-resiko tertentu. NFT itu tidak melulu soal jualan seperti itu ya, ada juga art, music, audio, bahkan performing art, game, coding, project-project lainnya pun ada," terang Stefany.
Dia juga mengartikan bahwa NFT itu luas, sama halnya dengan pasar tradisional, di mana ada penjual dan pembeli. Hanya penyebutannya saja yang berbeda, untuk penjual disebut creator, sementara pembeli disebut collector.
"Dalam NFT ada dua peran yang tersorot, creator dan collector. Di mana creator ini kita yang membuat, kita yang menjual dan collector adalah orang-orang yang membeli aset itu di NFT dan bisa dijual kembali," imbuhnya.
(das/das)