Asosiasi MLM yakni Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) mengaku dirugikan oleh kehadiran robot trading. Sebab, perekrutan terkait robot trading menggunakan jaringan network marketing industri asosiasi.
Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal APLI Ina H Rachman dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi VI, Selasa (22/3/2022).
"Masalahnya adalah ketika mereka melakukan perekrutan itu mereka menggunakan network marketing industri kami yang sudah sangat besar. Sehingga akhirnya jaringan itu sudah rusak, nggak karu-karuan," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, kegiatan trading itu mulanya menguntungkan. Sebab, kegiatan orang terbatas karena pandemi COVID-19.
"Mereka cukup join di trading misalnya Rp 10 juta, sebulan mereka bisa dapat 10-15% dan mereka masyarakat yang happy dengan trading tersebut," katanya.
Seiring berjalannya waktu, banyak penangkapan terkait robot trading. Pihaknya pun dirugikan karena jaringannya digunakan robot trading.
"Seiring waktu berjalan ternyata mulai ada penangkapan, mulai ada pengakuan-pengakuan bahwa semuanya adalah fiktif. Bahwa semuanya sebenarnya hanya perputaran atau permainan uang biasa," katanya.
"Jaringan yang eksisting saat ini, yang sudah ada itu nasibnya mau bagaimana, uang-uang member ini yang katakanlah mereka dari jualan Tupperware, mereka dari berjualan Herballife, dapat uang dapat bonus, bonusnya malah dipakai buat trading itu kan luar biasa, pasti mereka sangat-sangat terpuruk dengan situasi ini," paparnya.
(acd/das)