Penipuan investasi muncul lagi, kali ini melalui platform robot trading bernama Fahrenheit yang merugikan para korbannya hingga triliunan rupiah.
Laporan dari para korbannya ke pihak kepolisian pun mencapai ratusan orang. Mereka mengaku merasa ditipu saat tindakan pihak Fahrenheit yang memberhentikan platformnya karena alasan mengurus perizinan.
Sejak awal mereka tidak mengira bahwa kejadiannya akan seperti ini, karena pada saat itu mereka selalu profit setiap harinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya aman-aman saja trading tiap hari profit, lalu pada tanggal 28 Januari itu diberhentikan dengan alasan mengurus perizinan. Dan dibekukan karena izinnya tidak lengkap, kemudian mereka menjanjikan 25 Februari akan trading dan bisa withdraw. Pada akhirnya tidak terjadi, diundur sampai 7 Maret, malamnya tiba-tiba trading lagi dan minusnya luar biasa. Yang terus-menerus tanpa stop sampai uang terkuras," jelas salah satu korbannya, Murni Wiyati, Selasa (22/3/2022).
Selain Murni, ada juga seorang artis yaitu Chris Ryan yang mengalami kerugian mencapai Rp 5 triliun. Sama seperti korban lainnya, Ia pun tidak menduga jika akhirnya akan seperti ini.
"Sistemnya itu real trading. Yang kami pikir tadinya adalah trading, di saat masa pandemi seperti ini, kami melihat ini adalah potensi digital ekonomi, di mana kita bisa menambah tambahan masukan income dari digital trading. Yang kami pikir tadinya adalah trading, dan di saat regulator masuk dan memberantas investasi bodong, sebenarnya kami santai-santai saja karena kami tidak berpikir Fahrenheit adalah investasi bodong," tutur Chris.
Merasa rugi, Chris langsung melaporkan ke Bareskrim Polri setempat dan ditemukan laporan lain yang sama terkait kasus penipuan berkedok investasi melalu robot trading ini.
Akhirnya dari banyaknya laporan yang ditujukan ke Fahrenheit membuat pihak kepolisian menaikkan kasus ini ke tahap penyidikan. Selesai penyidikan, dalang dibalik kejadian kasus ini semua ditemukan dan ditangkap.
(dna/dna)