Jakarta -
Nama Paytren sedang menjadi buah bibir di tengah masyarakat. Perusahaan besutan Ustaz Yusuf Mansur itu disebut sedang butuh uang banyak.
Sejak seminggu lalu, jagat maya dihebohkan dengan viralnya video Yusuf Mansur marah-marah. Dalam video itu, Yusuf Mansur mengatakan saat ini dia butuh uang untuk pengembangan PayTren ke depan.
Dalam video itu Yusuf Mansur menyatakan butuh Rp 1 triliun untuk membesarkan PayTren. Tak lama berselang, muncul sebuah tangkapan layar perbincangan Yusuf Mansur dengan seseorang yang menyebut PayTren butuh uang bukan cuma Rp 1 triliun, tapi Rp 200 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ramai diperbincangkan, seperti apa perjalanan bisnis PayTren?
PayTren sendiri adalah sebuah aplikasi dompet elektronik yang dapat memberikan layanan keuangan dengan mudah lewat handphone kepada masyarakat. Aplikasi ini berada di bawah bendera PT Verita Sentosa Internasional.
Yusuf Mansur diketahui membangun PayTren sejak tahun 2013. Sejak saat itu PayTren menjamur di kalangan masyarakat, banyak orang pun menjadi mitra PayTren.
Namun, perjalanan PayTren tak sepenuhnya mulus. Drama muncul di sekitar tahun 2017. Layanan isi ulang PayTren sempat dihentikan oleh Bank Indonesia (BI). Saat itu penghentian dilakukan karena BI mengutamakan keamanan transaksi masyarakat, karena ada penghimpunan dana dan ada bisnis yang harus dijalankan sesuai aturan.
PayTren di tahun 2017 belum mengantongi izin dari regulator sistem pembayaran ini. Setelah penutupan itu, Ustaz Yusuf Mansur langsung memenuhi aturan BI.
Pada 1 Juni 2018 Bank Indonesia menerbitkan izin kepada Veritra Sentosa Internasional (Treni) perusahaan yang mengelola PayTren. Perizinan sesuai dengan surat Bank Indonesia no. 20/2017/DKSP/Srt/B tanggal 22 Mei perihal persetujuan izin.
Saat ini PayTren memiliki tagline "Teman Setia Bayar-Bayar" Paytren akan menjadi jawaban bagi kemudahan siapa saja dalam bertransaksi. Berbagai fitur Paytren yang bisa digunakan oleh penggunanya seperti layanan beli pulsa/data, bayar merchant, membayar tagihan hingga pembayaran asuransi.
Paytren juga bisa dimanfaatkan oleh lembaga institusi pendidikan sebagai alat pembayaran. Selain itu fitur-fitur Paytren juga mendukung transfer dana antar bank dan juga untuk transaksi belanja online. Lewat aplikasi Paytren pengguna juga bisa menyalurkan sedekah, infaq dan zakatnya yang disalurkan lewat sejumlah lembaga yang sudah terverifikasi.
Lanjut ke halaman berikutnya
Secara luas, PayTren juga memiliki beberapa afiliasi unit usaha. Misalnya saja, PayTren Aset Manajemen (PAM) yang merupakan afiliasi dari PayTren di pasar modal syariah Indonesia. Perusahaan ini muncul sejak Oktober 2017 yang lalu.
PAM sudah mengantongi izin dari OJK melalui Salinan Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor ; KEP-49/D.04/2017 tentang Pemberian Izin Usaha Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi Syariah kepada PT PayTren Aset Manajemen.
Sejak resmi mendapatkan izin sebagai perusahaan pengelola investasi syariah. PAM merupakan Manajer Investasi syariah pertama di Indonesia sebagai implementasi dari rencana OJK memperluas pasar modal syariah Indonesia. OJK kala itu sampai menerbitkan POJK mengenai Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal pada Manajer Investasi Nomor 61/POJK.04/2016 ter tanggal pada bulan 20 Desember 2016.
Kemudian, ada juga PayTren Academy, yang merupakan fasilitas dari PayTren yang bisa dimanfaatkan untuk seluruh mitra Paytren dan non member. PayTren Academy akan meningkatkan kapasitas dan kualitas keilmuan, keterampilan dan pengembangan diri.
Ada beberapa program belajar yang ada di PayTren Academy mulai dari program belajar untuk fresh graduate sampai belajar public speaking.
PayTren juga pernah menyita mata pecinta sepakbola. Kala itu, PayTren pernah muncul di jersey Lechia Gdansk, klub sepakbola asal Polandia. Diketahui PayTren sempat menjadi sponsor klub tersebut.
Yusuf Mansur juga pernah mengatakan pihaknya berniat untuk melakukan IPO pada Paytren. Jadwal IPO itu semula direncanakan pada 2021 yang lalu, namun nampaknya bakal mundur ke tahun 2024.
"IPO Paytren mundur ke 2024. Jadi mundurinnya sekalian jauh supaya kuenya digedein dulu, dia kawin dulu dengan e-commerce," kata Yusuf Mansur dalam program Blak-blakan detikcom.
Di Maret 2022, PayTren Aset Manajemen (PAM) yang merupakan perusahaan manajemen aset afiliasi PayTren jadi perbincangan publik. Hal itu karena langkah aksi korporasi yang mau dilakukan.
PAM kala itu menyatakan akan menjual 100% saham pengendali kepada pihak lain. Dengan begitu posisi pengendali PAM berpotensi akan berubah.
Rencana penjualan saham itu, menurut manajemen PAM, dilakukan untuk mencapai tujuan atau visi-misi perusahaan. Khususnya dalam rangka melebarkan sayap pada potensi pasar syariah besar di Indonesia.
Paytren Aset Manajemen ini merupakan manajer investasi syariah pertama di Indonesia. Dengan adanya pengendali baru diharapkan dapat membesarkan PAM.
Tak lama berselang dari kabar pelepasan saham tersebut, di bulan April muncul lah video viral Yusuf Mansur marah-marah dan menyebut sedang mencari dana untuk PayTren. Dalam video itu Yusuf Mansur menyatakan butuh Rp 1 triliun untuk membesarkan PayTren.
Kemunculan video itu disusul dengan beredarnya tangkapan layar perbincangan Yusuf Mansur soal PayTren dengan seseorang. Dalam tangkapan layar itu, Yusuf Mansur menyebut PayTren butuh uang bukan cuma Rp 1 triliun, tapi Rp 200 triliun.
Kepada detikcom, Yusuf Mansur menyebutkan jika jumlah uang itu adalah afirmasi-afirmasi baik yang selalu dia lafalkan ketika beribadah dan berdoa. Menurutnya, ada mimpi-mimpi lain yang akan diwujudkan menggunakan uang tersebut.
Tapi untuk PayTren sendiri dia juga membutuhkan modal dan untuk restrukturisasi utang sampai merekrut karyawan. Ada kebutuhan sekitar Rp 1,5 miliar per tahun jika PayTren ingin menguasai satu kota. Apalagi dia juga punya keinginan mengantarkan Paytren untuk melantai di bursa.
Yusuf Mansur juga menyampaikan, saat ini dirinya memang melakukan banyak hal. Karena itu jika masih ada kekurangan adalah hal yang wajar.
"Jika ada yang belum sempurna di banyak hal juga wajar. Misalnya kita bangun 10 atau 20 rumah. Terus orang bilang kok lu punya rumah 10 belum pada beres? Ya tenang, belum, nanti juga beres," jelas Yusuf Mansur.